Bagi banyak wisatawan, kunjungan pertama ke Jepang dipenuhi dengan pengalaman unik dan sedikit kejutan budaya.
Salah satu pengalaman seperti itu sering terjadi di toko serba ada yang ramai, yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di Jepang.
Toko-toko ini tidak hanya menjadi tempat berbelanja cepat tetapi juga tempat di mana seseorang dapat mengamati nuansa bahasa dan budaya Jepang.
Skenario umum yang membingungkan banyak orang asing, termasuk saya sendiri pada hari-hari awal saya di Jepang, adalah tindakan sederhana yaitu memeriksa bahan makanan.
Baca juga: Belanja Makanan Indonesia di Toko Indonesia Okubo, Tokyo
Toko swalayan di Jepang terkenal dengan efisiensi dan kecepatannya, yang kadang-kadang bisa membuat kewalahan bagi mereka yang tidak fasih berbahasanya.
Misalnya, ketika Anda berada di kasir, interaksi yang cepat dan mungkin membingungkan dapat terjadi pada sesuatu yang sederhana seperti kantong plastik.
Kisah ini diceritakan dari sudut pandang salah satu anggota kami yang berkewarganegaraan Indonesia di Jepang.
“Dalam salah satu perjalanan belanja saya, kasir dengan cepat melontarkan pertanyaan tentang perlunya kantong plastik. Karena kecepatan pertanyaannya dan keterbatasan bahasa Jepang saya, saya salah menolak tawaran tersebut," jelasnya.
"Hal ini menyebabkan perjalanan pulang yang agak rumit dengan tangan penuh. Kebingungan ini, meskipun lucu jika dipikir-pikir, memberi saya pelajaran penting tentang pentingnya memahami dan menggunakan kosakata bahasa Jepang yang benar dalam situasi sehari-hari,” pungkasnya.
Baca juga: Toko Alat Tulis Tradisional Jepang, Sudah Berusia 150 Tahun!
Di Jepang, tidak seperti di banyak negara lain, pelanggan sering ditanya apakah mereka memerlukan kantong plastik atau tas untuk berbelanja.