Namun, di Jepang, pengalaman staf Indonesia ini dalam menghadapi antrean di kamar kecil membuatnya menyadari bahwa ada cara yang lebih adil dalam mengantri.
Orang-orang yang mengantri akan berbaris dalam satu antrean dan menunggu di dekat pintu bilik. Ketika sebuah bilik terbuka, orang yang berada di depan antrean akan menempati bilik yang kosong tersebut.
Baca juga: Etika dan Sejarah Budaya Membungkuk yang Sering Dilakukan Orang Jepang
Cara mengantri seperti ini memastikan sistem siapa yang datang lebih dulu dialah yang berhak menggunakan toilet lebih dahulu.
Bahkan untuk hal-hal biasa seperti menggunakan toilet umum, budaya antri di Jepang sangat efisien dan memastikan keadilan dan rasa hormat terhadap waktu setiap orang.
Kesimpulan antrian orang Jepang
Di Jepang, mengantri bukan sekedar kebutuhan melainkan ritual sosial yang mencerminkan nilai-nilai saling menghormati, sabar, dan perhatian terhadap orang lain.
Baik di halte bus, stasiun kereta, atau bahkan di toilet, pendekatan orang Jepang dalam membentuk antrean sangatlah sistematis dan teratur.
Hal ini sangat kontras dengan pengalaman di beberapa negara lain di mana antrian sering kali menjadi suatu upaya yang lebih kacau dan penuh tekanan.
Kendaraan umum
Perbedaannya sangat mencolok dalam konteks transportasi umum. Di tempat-tempat seperti Jakarta, menaiki bus atau kereta api sering kali menimbulkan desakan dan terburu-buru untuk masuk tanpa mempedulikan penumpang yang turun.