OhayoJepang - Setiap negara tentu punya aturan, budaya, dan kebiasaan yang berbeda. Tak terkecuali dengan Jepang.
Bagi kamu yang akan berkunjung atau ingin tinggal di Jepang, penting untuk tahu apa saja hal-hal dan kebiasaan yang sebaiknya dihindari saat tinggal di Negeri Sakura ini.
Meski tidak ada peraturan tertulis mengenai hal-hal ini, jika diabaikan, bisa saja akan mengganggu, menyinggung, atau menimbulkan kemarahan dari penduduk setempat.
Seperti peribahasa 'di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung', begitu juga sebaiknya sikap kita ketika berkunjung atau tinggal di negara lain.
Punya sikap sopan, santun, dan berpengetahuan luas tentang negara yang didatangi, akan sangat bermanfaat untukmu nantinya.
Dikutip dari Live Japan, perhatikan lima hal ini saat berkunjung atau tinggal di Jepang.
Baca juga: Hidup di Jepang, Ini Informasi Seputar Tokyo
1. Melepas sepatu saat masuk rumah, kantor, restoran dan sekolah
Di Indonesia, melepas sepatu atau sandal saat masuk rumah adalah hal yang lazim.
Tapi di Jepang bukan hanya saat akan masuk rumah saja, alas kaki juga harus di lepas saat masuk ke beberapa tempat tertentu seperti di tempat kerja, restoran, sekolah, hingga hotel.
Jika kamu hanya datang untuk berlibur di Jepang, kamu mungkin tidak akan memasuki area sekolah atau tempat kerja. Tapi, pengalaman ini akan kamu rasakan jika datang ke restoran atau izakaya.
Sebagian besar restoran ini punya loker sepatu di pintu masuk untuk meletakkan sepatu sebelum memasuki ruang makan, terutama jika restoran itu memiliki lantai tikar tatami.
Di tempat seperti ini, sepatu dan sandal wajib dilepas. Sebagai gantinya, tamu akan disediakan sandal khusus yang bisa dipakai di dalam ruangan, atau diperbolehkan masuk dengan mengenakan kaus kaki.
Baca juga: Kiat-Kiat Menikmati Hidup Sehat di Kota Tokyo
2. Menancapkan sumpit ke nasi
Di beberapa negara Asia Timur, menancapkan sumpit ke dalam nasi adalah hal tabu dan sangat tidak bisa diterima. Mengapa demikian?
Menancapkan sumpit ke dalam nasi mungkin menjadi hal lumrah, bahkan efektif, supaya sumpit tidak terjatuh, terguling, atau mengotori meja.
Tapi ternyata di Jepang, menancapkan sumpit ke nasi bisa melambangkan kematian, lho.
Hal ini lantaran pada pemakaman di Jepang, sumpit yang ditusukkan ke nasi menghadap ke atas pada ritual pemakaman akan mengingatkan orang Jepang akan kematian.
Baca juga: Berkenalan dengan Osechi Ryori dan Sup Ozoni, Makanan Tahun Baru khas Jepang
3. Berbicara keras di dalam kereta
Peraturan tak tertulis yang satu ini juga wajib kamu ketahui saat berkunjung ke Jepang, yaitu dilarang berbicara keras di dalam kereta.
Kereta adalah ruang publik di mana banyak orang bepergian dengan teman, keluarga, kerabat, sehingga mengobrol adalah cara menyenangkan untuk menghabiskan waktu.
Tapi di Jepang terutama di kota-kota besar seperti Tokyo, banyak orang yang bepergian jauh untuk bekerja, dan hanya punya sedikit waktu tenang untuk tidur atau bersantai.
Di Jepang, kereta adalah tempat nyaman bagi warga setempat untuk tidur singkat, membaca, atau sekadar main game di smartphone dengan tenang.
Jadi jika ada orang di dalam kereta yang berbicara hingga tertawa dengan keras, rasa-rasanya sangat menganggu ketenangan perjalanan.
Secara umum, orang Jepang memang tidak berbicara terlalu keras di depan umum. Sehingga moda transportasi seperti kereta api, atau di stasiun dan mal, akan relatif lebih tenang dibandingkan dengan negara lain.
Baca juga: Ikigai, Intip Cara Orang Jepang Mengejar Kebahagiaan
4. Makan sambil berjalan
Berjalan sambil makan juga sebaiknya dihindari ketika berada di area publik yang ramai atau padat. Sebagian besar orang Jepang tak mau berjalan di belakang seseorang yang sedang mengunyah makanan sambil berjalan.
Selain karena kemungkinan akan menjatuhkan makanan, kebiasaan ini juga secara tak langsung bisa memperlambat laju kerumunan orang yang sedang bergegas berangkat kerja atau menuju suatu tempat.
Tapi ada beberapa situasi atau momen di mana makan sambil berjalan adalah hal yang wajar. Misalnya ketika ada acara seperti festival, di mana orang pasti akan membeli makanan sambil berjalan-jalan.
Baca juga: Mengenal 5S dalam Budaya Kerja Jepang
5. Memberikan tip
Memberikan tip adalah hal yang tidak umum di Jepang, bahkan seringkali akan ditolak.
Jika mencoba tip di meja dan berjalan keluar dari restoran, pasti pelayan atau pemilik restoran akan mengejar dan mengembalikan uang yang kamu berikan.
Pelayanan adalah hal yang utama di Jepang, sehingga membayar dan mengucapkan rasa terima kasih saja sudah lebih dari cukup.
Bahkan di hotel, salon rambut, taksi, atau tempat lain yang mungkin kita terbiasa memberikan tip, juga tidak lazim dilakukan di Jepang.
Jadi, cukup bayar tagihan sesuai yang kamu pesan dan ucapkan terima kasih, ya! (*)