Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Ramen

Ini Restoran Ramen Berbintang Michelin di Tokyo, Apa Istimewanya?

Kompas.com - 16/04/2020, 11:10 WIB

Dengan kata lain, bukan hanya dari segi geografis, Onishi juga lebih diuntungkan dalam hal menjangkau konsumen.

Tsuta baru vs. Tsuta lama

Restoran Tsuta versi dulu terlalu sempit dan sunyi. Kamu masuk, memilih menu dari mesin tiket di dekat pintu, lalu duduk dalam keheningan di konter dengan sembilan kursi menunggu hidanganmu.

Terasa seperti mengikuti upacara, kan? Namun, begitulah suasana restoran ramen klasik dengan nuansanya yang beradab.

Sekarang, perbedaannya benar-benar kontras! Setelah mendaki sedikit anak tangga, kamu akan dihadapkan dengan ruang makan yang terang benderang dengan dapur terbuka.

Terdapat kursi untuk 11 orang di konter hitam pekat dan tempat duduk serta meja untuk 12 orang di bagian belakang.

Koki kepala di Tsuta, Ryo Miyawaki, menyiapkan hidangan ramen di Tsuta yang baru.
Koki kepala di Tsuta, Ryo Miyawaki, menyiapkan hidangan ramen di Tsuta yang baru.

Berbeda dari restoran Tsuta yang dulu, Tsuta versi kini lebih terang, luas, dan santai.

Daripada repot-repot dengan mesin pesan, kamu tinggal duduk lalu memilih dari menu. Pesan dan icip sedikit bir (Heartland) sembari memilih mau ramen dengan shoyu (kecap asin), shio (garam), atau miso?

Ketiga pilihan tersebut sama-sama enak. Namun, kamu ingin yang orisinal? Cobalah ramen shoyu khas Tsuta. Walaupun sudah pindah, rasanya tetap sama!

Kelezatan ramen Tsuta

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.