OhayoJepang - Pada Senin (13/1/2020), remaja-remaja yang beranjak dewasa di seluruh Jepang menghadiri upacara dan festival untuk menyambut Hari Kedewasaan.
Hari Kedewasaan atau Seijin no Hi (成人の日) dilangsungkan pada hari Senin kedua setiap tahun baru.
Baca juga: Ini Daftar Hari Libur Nasional Jepang, Penting untuk Rencanakan Kunjungan ke Jepang
Seijin no Hi dirayakan oleh mereka yang berulang tahun ke-20 pada tahun sebelumnya atau sebelum 31 Maret tahun ini.
Untuk upacara ini, para perempuan memakai kimono furisode, sementara para pria muda memilih memakai setelan jas biasa. Mengikuti perkembangan zaman, pria-pria menghias pakaian mereka dengan warna-warna lain.
Di Kuil Meiji di Tokyo, ratusan remaja yang beranjak dewasa dengan keluarga bisa terlihat sepanjang hari, bersembahyang untuk Tahun Baru.
Salah satu lokasi paling populer untuk merayakannya adalah Tokyo Disneyland di Urayasu, Prefektur Chiba. Lebih dari 2.000 remaja yang beranjak dewasa mengikuti festival di sana.
Para perempuan muda berfoto bersama Mickey dan Minnie Mouse. Taman Hiburan Toshimaen juga lokasi paling populer berikutnya.
Di Osaka, sekitar 100 remaja beranjak dewasa menaiki tangga gedung Abeno Harukas setinggi 300 meter dengan 60 lantai.
Mengenang korban bencana
Festival tahunan ini juga dirayakan di Prefektur Miyagi, Iwate, dan Fukushima yang mengalami bencana pada 11 Maret 2011.
Oleh karena itu, festival ini dirayakan dengan khusyuk seiring para remaja yang beranjak dewasa ini mengingat para sahabatnya yang tersapu oleh bencana tersebut.
Beberapa remaja yang beranjak dewasa berfoto dengan foto teman sekelas mereka yang gugur.
Di beberapa daerah Tohoku, orang tua dari anak-anak yang wafat sebelum beranjak ke usia 20 menghadiri upacara Seijin no Hi dengan foto anak-anak mereka yang memakai kimono agar mereka bisa hadir dalam roh.
Beberapa remaja yang beranjak dewasa, yang orang tuanya meninggal dalam bencana tersebut, turut membawa foto orang tua mereka ke upacara tersebut dengan maksud yang sama.
Usia kedewasaan yang sah di Jepang akan diturunkan dari 20 menjadi 18 mulai April 2020 setelah sebuah revisi pada Hukum Perdata Jepang. Usia hak pilih minimal juga dikurangi menjadi 18 tahun setelah hukum pemilu direvisi dan disahkan pada Juni 2016.
(Alfonsus Adi Putra/Sumber: Japan Today)