OhayoJepang - Dapatkan pengalaman budaya yang lebih dalam dengan mencoba kegiatan upacara minum teh di Kyoto. OhayoJepang berkesempatan mencoba langsung kegiatan ini dan berikut laporannya.
Pembukaan upacara minum teh
Kami memasuki rumah upacara minum teh dari pintu berbentuk kotak berukuran 63 kali 66 cm dengan menundukkan badan. Pada masa lalu, ukuran pintu ini dibuat dengan tujuan agar siapapun yang masuk ke dalam rumah upacara minum teh memiliki kedudukan yang sama.
Di dalam rumah teh terdapat pajangan tradisional Jepang sederhana. Ukuran rumah ini sendiri adalah tujuh meter persegi dengan lantai tatami (tikar tradisional Jepang).
Tea master (ahli teh) memulai upacara sesegera mungkin setelah kami duduk. Secara tradisional, cara duduk saat menghadiri upacara minum teh adalah bersimpuh (dalam bahasa Jepang disebut seiza). Namun karena sulit untuk terus duduk dalam posisi ini, beberapa tempat menyediakan kursi kecil untuk pengunjung.
Setelah itu, kami disuguhi wagashi, kue tradisional Jepang. Kue itu diberikan secara berurutan bila peserta berjumlah lebih dari dua orang.
Wagashi disimpan di atas kertas serba guna yang disebut dengan kaishi. Kertas ini bisa digunakan sebagai pengganti piring, memo, sapu tangan, tisu, dan banyak lagi. Kemudian, wagashi dimakan dengan tusukan bambu.