Sisi Lain Perawat Lansia di Jepang, Hadapi Perilaku Impulsif dan Pasien Demensia

Ilustrasi alat pemindah pasien di perawatan lansia Jepang, (6/11/2013). AFP/YOSHIKAZU TSUNO

Menjadi perawat lansia atau kaigo di Jepang merupakan impian bagi sebagian orang Indonesia. 

Namun, harapan akan kenyamanan kerja tidak selalu sejalan dengan kenyataan, terutama ketika menghadapi situasi tak terduga.

Agsia Inas Julietta (25) seorang kaigo di panti disabilitas (shōgaisha shisetsu) di Prefektur Nara, Jepang, membagikan pengalamannya mengenai sisi lain dari profesi ini.

Ia mengungkapkan bahwa dalam kondisi tertentu, para penghuni panti sering mengalami emosi yang tidak stabil.

Ada kalanya mereka bertindak impulsif, bahkan hingga melukai diri sendiri maupun staf kaigo yang mendampingi.

“Ketika mereka lagi emosinya enggak terkontrol, itu mereka kapan aja bisa. Bisa dibilang melukai dirinya sendiri atau melukai kita sebagai caregiver-nya,” ujarnya ketika dihubungi Ohayo Jepang, Jumat (16/5/2025).

“Misalkan mood-nya tuh rusak atau gimana, mereka kadang malah jambak atau nyakar,” tambah Agsia.

Bahkan belum lama ini, ia mengalami insiden yang tidak menyenangkan dari salah satu penghuni panti.

Seorang kakek yang menjadi salah satu pasien yang ia rawat melakukan tindakan kekerasan fisik dengan mencakar dan memukul bagian mata kirinya.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!