Direktur LPK Hiro Karanganyar Bowo Kristianto mengatakan, 35 warga Indonesia akan berangkat ke Jepang untuk bekerja sebagai sopir bus melalui program Tokutei Ginou (特定技能) atau Specified Skilled Worker (SSW).
Mereka akan menyusul Iyus, pria asal Indonesia yang menjadi sopir bus asing pertama di Jepang melalui skema SSW.
“Saat ini sudah terseleksi sekitar 35 orang dan direncanakan awal pemberangkatan nanti sekitar Juli atau Agustus,” ujar Bowo saat dihubungi Ohayo Jepang, Selasa (15/4/2025).
Ia menjelaskan, rata-rata calon pekerja Indonesia yang menjadi sopir bus di Jepang berusia 25-45 tahun, dengan dominasi umur sekitar 30 tahun.
Adapun level bahasa yang harus dikuasai yaitu JLPT N3 dan memiliki sertifikat JFT-Basic A2.
Selain itu, Bowo juga menjelaskan bahwa setiap sopir bus telah melewati tes sertifikasi Pekerja Berketerampilan Khusus bidang driver.
Setelah bekerja di Jepang, pekerja sopir bus akan mendapatkan gaji hingga 5,5 juta yen atau sekitar Rp 600 juta pada tahun awal keberangkatan.
“Kalau sopir bus tahun awal (mendapat gaji) sekitar 4,4-5,5 juta yen per tahun,” ujar Bowo.
Baca juga:
- Apa Tugas Sopir di Jepang?
- Iyus, Sopir Bus Pertama dari Indonesia di Jepang dalam Program SSW
- Kerja Jadi Sopir di Jepang, Ini 8 Hal Penting yang Perlu Diketahui
Peluang Orang Indonesia Jadi Sopir Bus di Jepang
Menurutnya, peluang menjadi sopir bus di Jepang sangat tinggi melihat kebutuhan yang terus dibuka oleh perusahaan Jepang.
Ia menuturkan bahwa sopir di Jepang saat ini mendapatkan persoalan. Para pekerjanya sudah memasuki usia tua dan minat para pekerja lokal sangat sedikit.