Kue Kashiwamochi dan Sakuramochi jadi Simbol Manis Musim Semi dan Tradisi Jepang

Kue tradisional Jepang, kashiwamochi. DOK. PHOTO AC

Kashiwamochi dan sakuramochi adalah kue tradisional Jepang (wagashi) yang memiliki makna budaya yang penting, terutama dalam perayaan musiman tertentu.

Keduanya merupakan variasi dari mochi, kue manis yang terbuat dari beras keta.

Namun berbeda dalam bahan, tampilan, serta momen perayaan yang menyertainya.

Kashiwamochi (柏餅)

Kashiwamochi adalah kue beras yang lembut, berisi pasta kacang merah manis (anko), dan dibungkus dengan daun pohon oak (kashiwa).

Kue ini secara tradisional dinikmati pada saat Hari Anak (Kodomo no Hi) di Jepang yang dirayakan setiap tanggal 5 Mei.

Daun oak melambangkan kemakmuran dan kelangsungan garis keturunan keluarga.

Hal ini karena pohon oak tidak menggugurkan daun lamanya sampai daun baru tumbuh, melambangkan kesinambungan antar generasi.

Perlu dicatat, daun oak tidak dimakan, tetapi digunakan sebagai pembungkus simbolis yang memberikan aroma halus pada mochi.

Sakuramochi (桜餅)

Sakuramochi adalah kue beras berwarna merah muda yang diisi dengan pasta kacang merah manis dan dibungkus dengan daun bunga sakura yang diasinkan.

Kue ini secara tradisional dinikmati selama musim semi, khususnya pada Hari Anak Perempuan (Hinamatsuri) setiap 3 Maret dan saat perayaan hanami.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!