Baru-baru ini di Tokyo, sebuah robot yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menuai sorotan publik.
Robot itu menunjukkan kemampuannya dalam demonstrasi publik dengan membungkuk di atas seorang pria yang terbaring, meletakkan satu tangan di lutut dan satu lagi di bahunya, lalu membalikkan tubuhnya ke samping.
Robot itu memperlihatkan gerakan khusus untuk mengganti popok atau mencegah luka tekan pada orang tua.
Robot seberat 150 kilogram bernama AIREC ini adalah prototipe "perawat" masa depan untuk populasi Jepang yang sudah menua dan kekurangan pekerja di bidang ini.
"Mengingat masyarakat kita yang sangat maju dan menua serta penurunan angka kelahiran, kami akan membutuhkan dukungan robot untuk perawatan medis dan lansia, serta dalam kehidupan sehari-hari," kata Profesor Universitas Waseda sekaligus presiden Robotics Society of Japan, Shigeki Sugano, dikutip dari Reuters pada Jumat (28/2/2025).
Salah satu teknologi paling praktis dalam perawatan lansia saat ini adalah sensor tidur yang ditempatkan di bawah kasur penghuni fasilitas.
Sensor ini membantu memantau kondisi tidur mereka dan mengurangi kebutuhan tenaga perawat untuk melakukan pemeriksaan malam secara manual.
Robot humanoid seperti Tesla Optimus sedang dikembangkan untuk masa depan.
Namun, menurut Sugano, robot yang bisa berinteraksi langsung dengan manusia secara aman masih membutuhkan presisi dan kecerdasan lebih tinggi.
"Robot humanoid sedang dikembangkan di berbagai belahan dunia. Namun, mereka jarang berinteraksi langsung dengan manusia. Biasanya, mereka hanya melakukan pekerjaan rumah tangga atau tugas di pabrik," ujar Sugano.