Harga eceran rata-rata bensin reguler di Jepang telah melampaui 185 yen (Rp 20.000-an) per liter untuk pertama kalinya dalam 17 bulan per Januari 2025.
Menurut Kementerian Perindustrian Jepang via Japan Times pada Kamis (23/1/2025), kenaikan ini terjadi akibat pengurangan subsidi pemerintah pada grosir minyak.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, harga energi di Jepang meningkat 10,8 persen pada Januari 2025, naik dari 10,1 persen daripada Desember 2024.
Kenaikan harga bensin menjadi faktor utama lonjakan ini setelah pemerintah memangkas subsidi, seperti mengutip Xinhua pada Jumat (21/2/2025).
Tak lama setelah pemangkasan subsidi pada Desember 2024, harga rata-rata bensin nasional melonjak dari sekitar 175 yen (Rp 19.000-an) menjadi sekitar 180 yen (Rp 19.500-an).
Kementerian memperkirakan harga akan terus meningkat.
Menurut Pusat Informasi Minyak dari Institut Ekonomi Energi, harga rata-rata diperkirakan akan tetap berada di kisaran 185 yen (Rp 20.000-an) per liter.
Baca juga:
- Harga Beras di Jepang Melonjak 70,9 Persen, Inflasi Makin Meningkat
- Jepang Siap Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca 60 Persen pada 2035
- Belanja Wisman dan Fukubukuro, Tingkatkan Penjualan Toserba di Jepang
Dampak Kenaikan Harga dan Pengurangan Subsidi
Harga bensin mengalami kenaikan di seluruh 47 prefektur Jepang.
Enam prefektur mencatat harga lebih dari 190 yen (Rp 20.500-an) per liter, dengan Prefektur Kochi mencatat harga tertinggi sebesar 193,60 yen (Rp 21.000-an), diikuti oleh Prefektur Nagano sebesar 193,50 yen (Rp 21.000-an).
Prefektur Iwate mencatat harga rata-rata terendah, yaitu 177,80 yen (Rp 19.500-an) per liter.