Alasan Kyoto Menaikkan Pajak Penginapan, Efek Panjang Overtourism

Kiyomizu-dera, salah satu kuil terkenal di Kyoto, Jepang. KARAKSA MEDIA PARTNER

Pemerintah Kyoto mengumumkan rencana menaikkan pajak penginapan sebagai langkah mengatasi dampak lonjakan wisatawan terhadap warga setempat, seperti melansir kantor berita AFP pada Selasa (14/1/2025).

Kota ini telah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jepang, terutama setelah nilai yen melemah.

Namun, peningkatan jumlah wisatawan memunculkan berbagai masalah, termasuk kemacetan, sampah, dan gangguan terhadap kehidupan lokal.

Kenaikan pajak penginapan ini diharapkan dapat menciptakan pariwisata berkelanjutan yang tetap memberikan manfaat bagi warga, wisatawan, dan pelaku bisnis.

Baca juga:

Lonjakan Wisatawan dan Keluhan Warga

Pada 2024, jumlah wisatawan ke Jepang diperkirakan mencapai lebih dari 35 juta orang, angka tertinggi dalam sejarah.

Kyoto menjadi salah satu tujuan utama berkat daya tarik budayanya dan akses mudah dari Tokyo dengan shinkansen.

Namun, lonjakan wisatawan ini menimbulkan keluhan dari warga, terutama di distrik Gion yang dikenal sebagai pusat budaya geiko (geisha) dan maiko (calon geisha).

Banyak wisatawan dianggap mengganggu karena mengejar geisha seperti paparazi dan mengambil foto tanpa izin.

Bahkan, ada laporan bahwa kimono seorang maiko robek akibat dorongan wisatawan. Sementara yang lain menemukan puntung rokok di kerahnya.

Sebagai respons, otoritas Kyoto melarang wisatawan memasuki beberapa gang kecil di Gion sejak tahun lalu.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!