Di dunia bisnis Jepang, menguasai keigo (敬語) atau bahasa kehormatan, sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat kepada atasan, kolega, dan klien.
Namun, keigo yang dipelajari di buku teks sering berbeda dengan penggunaannya di lingkungan kantor yang sebenarnya.
Memahami nuansa ini sangat penting untuk komunikasi yang efektif dan membangun hubungan di lingkungan profesional.
Peran keigo dalam bisnis
Keigo secara tradisional digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, memegang posisi yang lebih tinggi, atau berada di luar perusahaan (shagai).
Saat kamu menjadi lebih akrab dengan kolega, terutama senior, bahasa tersebut sering kali bergeser dari jenis keigo formal menjadi bentuk keigo yang lebih sopan dan standar.
Transisi ini mencerminkan tumbuhnya persahabatan dan saling pengertian.
Baca juga: Tantangan Penggunaan Keigo di Dunia Kerja bagi Pendatang Baru dan Orang Jepang
Ketika keigo menjadi terlalu kaku
Dalam beberapa situasi, menggunakan keigo formal secara terus-menerus dengan orang yang sudah dekat denganmu dapat menciptakan hubungan yang berjarak.
Pasalnya, keigo sering dianggap sebagai 硬い表現 (katai hyougen) atau cara yang kaku untuk mengekspresikan diri.
Jika kamu kembali ke keigo setelah membangun gaya komunikasi yang lebih santai, hal itu mungkin memberi sinyal kepada senior bahwa kamu merasa kurang terhubung yang berpotensi menyebabkan kekecewaan.
Baca juga: Pengalaman Kerja di Jepang Tentang Work-Life Balance, Izin Dulu Sebelum Lembur
Pentingnya konteks penggunaan keigo
Keputusan untuk menggunakan jenis keigo atau teineigo formal bergantung pada beberapa faktor, termasuk kepribadian senior, kedekatan hubungan, dan konteks percakapan.