OhayoJepang - Meskipun kuil Buddha diperkenalkan oleh India dan China, namun sangat penting untuk berkunjung ke kuil Jepang dan mengetahui perbedaan budaya yang unik. (Artikel ini berdasarkan supervisi oleh Shimada Hiromi.)
Otera merupakan kuil Buddha yang digunakan untuk tempat ibadah. Namun di saat yang sama, para biksu menggunakan kuil sebagai tempat untuk menjalankan ajaran Buddha. Beberapa kuil di Jepang begitu terkenal dan sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing sepanjang tahun.
Kita bisa melihat perbedaan aliran-aliran Buddha tergantung dari metode beribadah, konstruksi kuil, dan kitab suci. Tergantung dari aliran Buddha yang dianut, pengurus kuil melakukan ritual ibadah untuk mendapatkan sebuah hubungan mendalam dengan kuil maupun para umat.
Di kuil juga dijalankan ritual pemakaman dengan harapan orang yang meninggal bisa mendapatkan kebahagiaan di surga. Mereka juga bisa memberikan ritual memorial untuk para leluhur. Selain itu, mereka juga mengurus pemakaman yang ada di dalam kuil.
Selama berjuta-juta tahun, kuil-kuil Jepang telah mengadopsi budaya Jepang dan mengembangkan ritual yang khas Jepang walaupun agama Buddha sendiri berasal dari luar Jepang. Kami sarankan Anda untuk mengikuti Zazen atau Sho-Jin-Ryori yang merupakan aktivitas tipikal dari Buddha Jepang untuk lebih memahami budaya Jepang.
Artikel ini disupervisi oleh Hiromi Shimada (lahir pada 1954 di Tokyo), seorang sarjana studi keagamaan dari Tokyo University, Doctor of school of Humanities and Sociology. Dia juga pernah menjadi Assistant Professor of National Institute of Multimedia Education, Professor of Japan Women's University, dan peneliti proyek di Research Center for Advanced Science and Technology, The University of Tokyo. Saat ini ia juga seorang penulis, sarjana keagamaan, dosen paruh waktu di Tokyo Women's University.
Ada dua jenis kuil di Jepang, yaitu Otera dan Jinja. Artikel berikut akan menjelaskan apakah itu Jinjya: "Apakah itu Jinja?".
Provided by Travel Photo Guide™ and Japan Walker™ (12 Februari 2018)