Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Pengalaman Ikut Ujian JLPT di Jepang dan Bedanya dengan Indonesia

Kompas.com - 17/Sep/2024, 20:11 WIB
Ilustrasi kertas ujian dan pensil di atas meja.
Lihat Foto
Ilustrasi kertas ujian dan pensil di atas meja.

Sertifikat Japanese Language Proficiency Test (JLPT) atau Tes Kemampuan Bahasa Jepang merupakan bukti resmi kemampuan bahasa Jepang seseorang yang diakui secara luas di banyak negara, termasuk Jepang.

Sertifikat ini merupakan persyaratan penting untuk melamar pekerjaan, mendaftar di universitas, atau bahkan untuk keperluan visa.

Pendaftaran JLPT Desember 2024 baru saja ditutup pada 12 September 2024.

Bila kamu akan mengikuti ujian JLPT di Jepang atau Indonesia, simak cerita pengalaman saya mengikuti JLPT di Tokyo.

Saat artikel ini ditulis, saya telah belajar bahasa Jepang selama sekitar satu tahun dan baru-baru ini lulus JLPT N3 dengan skor 150.

Saya akan membahas tips dan trik untuk mempersiapkan diri menghadapi JLPT, perbedaan lingkungan belajar antara Jepang dan Indonesia, serta pengalaman saya mengikuti JLPT di Jepang.

Sistem JLPT di Jepang

Menurut pengalaman saya, sistem JLPT di Jepang cukup mirip dengan Indonesia. Pendaftaran diadakan sekitar Maret dan Agustus.

Di Jepang, proses pendaftaran lebih terstruktur. Peserta dapat memilih lokasi ujian karena tersedia di sebagian besar kota di Jepang.

Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah sistem pengiriman kartu ujian ke rumah masing-masing peserta ujian.

Pada kartu ini, berbagai detail mengenai ujian disampaikan secara ringkas.

Informasi yang diberikan meliputi peraturan, barang yang dibutuhkan, dan petunjuk untuk mencapai lokasi ujian.

Baca juga: Wasei Eigo, Kosakata Bahasa Inggris Buatan Orang Jepang

Ilustrasi orang menulis sesuatu di atas kertas.
Ilustrasi orang menulis sesuatu di atas kertas.

Pengalaman mengikuti JLPT di Jepang

Saat di Jepang, saya mengikuti JLPT pada Juli 2024 dan berencana untuk mengikuti JLPT lagi pada Desember 2024.

Hal pertama yang saya perhatikan adalah biaya ujian yang mahal.

Biaya ujian JLPT N3 dan N2 sekitar 7.500 yen atau kira-kira sama dengan biaya 10 kali makan di restoran cepat saji seperti Matsuya.

Angka itu didapat dengan asumsi satu kali makan seharga 750 yen yang cukup mahal untuk makanan sehari-hari.

Sebagai perbandingan, biaya mengikuti JLPT N4 pada Desember 2023 di Indonesia adalah Rp 140.000.

Angka itu setara dengan sekitar 7 kali makan di "warteg" (rumah makan lokal), dengan asumsi biaya sekali makan Rp 20.000.

Di dalam kartu masuk, fitur lain yang mengesankan adalah informasi terperinci tentang peraturan, barang yang dibutuhkan, dan peta dengan petunjuk arah ke lokasi ujian.

Saat di Indonesia, saya terkadang kesulitan menemukan lokasi ujian.

Tidak jarang kita mendengar orang-orang yang hampir ketinggalan ujian karena tersesat di jalan menuju lokasi ujian.

Namun, di Jepang, petunjuk arah dan peta yang terperinci membantu saya mencapai lokasi ujian tepat waktu tanpa kesulitan.

Hal berikutnya yang ingin saya bahas adalah lingkungan tempat ujian yang kondusif.

Saya termasuk orang yang mudah terganggu oleh kebisingan.

Saya merasa sangat terganggu selama JLPT di Indonesia karena kebisingan dari luar dapat terdengar di dalam ruang ujian.

Hal ini mengganggu fokus saya dan tes listening, karena pertanyaan diputar dari satu kaset.

Namun, ketika mengikuti ujian di Jepang, semua kekhawatiran saya hilang karena lokasi ujian sangat kondusif.

Ruang yang digunakan untuk JLPT pada Juli 2024 berada di lantai yang tinggi dengan insulasi suara yang sangat baik, sehingga saya dapat berkonsentrasi dengan baik.

Selain itu, saya menghargai kepraktisan karena bagian identifikasi pribadi pada lembar jawaban sudah diisi sebelumnya, jadi yang perlu dilakukan hanyalah mengisi jawaban.

Selain itu, lembar jawaban dibagikan satu per satu sesuai dengan bagian ujian yang akan dilaksanakan.

Di Indonesia, lembar jawaban untuk semua bagian dibagikan di awal ujian dalam satu format gabungan, mengharuskan peserta ujian untuk merobek lembar jawaban.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan robeknya bagian penting dari lembar jawaban secara tidak sengaja.

Baca juga: Kimoi, Bahasa Gaul Jepang untuk Ungkapkan Rasa Jijik pada Sesuatu atau Seseorang

Ilustrasi ruang ujian.
Ilustrasi ruang ujian.

Perbedaan lingkungan belajar

Perbedaan paling mencolok dalam lingkungan belajar adalah bagaimana seseorang dapat belajar dari lingkungannya.

Hal ini mungkin diharapkan dari negara asal bahasa tersebut.

Namun, hal ini sangat membantu karena kamu dapat langsung menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contohnya saat menaiki kereta, kamu dapat berlatih membaca nama stasiun.

Nama stasiun di Tokyo menggunakan huruf Kanji dan Romaji sehingga kamu dapat belajar dan memastikan apakah cara membacanya benar.

Kemudian, dengan mendengarkan percakapan di sekitar atau pengumuman publik, kamu juga dapat mempelajari istilah, tata bahasa, dan intonasi yang digunakan dalam berbagai situasi.

Saya akan membahas kiat-kiat saya untuk lulus ujian JLPT N3 di artikel yang berbeda.

Baca juga: Kapan Jadwal Ujian JLPT 2024?

Ulasan di atas disampaikan oleh Hoshimachi Yozora, orang Indonesia yang bekerja di Tokyo. Ia suka menonton anime, bermain game, dan menjelajahi tempat yang kurang dikenal di Tokyo, terutama lokasi yang ditampilkan dalam anime.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads