Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Musim Nikah di Jepang pada Juni? Ketahui Tradisi Pernikahan di Jepang

Kompas.com - 30/Jun/2024, 10:15 WIB
Pernikahan tradisional di Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
Lihat Foto
Pernikahan tradisional di Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

Beberapa orang bakal memikirkan musim hujan ketika mendengar kata Juni, seperti yang sering dibahas di Ohayo Jepang.

Namun, Juni bukan sekadar hujan melainkan juga menjadi bulan musim nikah di Jepang. Bahkan ada istilah June Brides.

Mengapa musim nikah di Jepang jatuh pada Juni dan apa makna June Brides?

Simak ulasan tentang tradisi pernikahan di Jepang selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Tips Datang ke Pesta Pernikahan di Jepang, Jangan Sampai Salah

Awal mula muncul "June Bride"

Apakah kamu pernah mendengar tentang "June Bride" atau ジューンブライド(juun buraido)?

Konsep ini awalnya berasal dari budaya Barat.

Ada Dewi Juno, dewa pernikahan dan kelahiran dalam mitologi Yunani. Bulan Juni didedikasikan untuk Dewi Juno.

Dipercaya bahwa pasangan yang menikah pada Juni akan diberkahi oleh Dewi Juno dengan kehidupan pernikahan yang berbahagia.

Selain itu, cuaca pada Juni di Eropa juga ideal untuk menikah sehingga semakin menambah popularitas dari "June Bride".

Lantas, bagaimana bisa tradisi Barat ini menyebar sampai ke Jepang

Menariknya, sebenarnya Juni bukan bulan yang populer untuk menikah di Jepang karena saat ini musim hujan.

Namun, industri bridal di Jepang mulai aktif mempromosikan konsep "June Bride" pada 1970-an.

Tujuannya untuk mendorong permintaan pernikahan selama musim hujan yang sepi pengantin di Jepang.

Hasilnya, gagasan bahwa menikah di bulan Juni membawa keberuntungan menjadi tradisi yang diterima secara luas di Jepang.

Akhirnya, konsep "June Bride" menjadi terkenal di Jepang dan banyak orang memilih untuk mengadakan pernikahan pada waktu tersebut.

Baca juga: 3 Cerita Rakyat Jepang tentang Hujan dan Hewan, Hujan Saat Cerah Artinya Rubah Menikah?

Pernikahan tradisional di kuil Shinto di Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
Pernikahan tradisional di kuil Shinto di Jepang. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

Tradisi pernikahan di Jepang

Tradisi pernikahan orang Jepang berbeda dengan orang Indonesia.

Kamu mungkin sudah tahu bahwa hanya sedikit orang yang menganut agama tertentu di Jepang.

Sebaliknya, berbagai unsur keagamaan diintegrasikan ke dalam kebudayaan secara keseluruhan.

Banyak orang Jepang mengadakan pernikahan di wedding hall yang bentuknya seperti kapel.

Kebiasaan itu dipengaruhi oleh agama Kristen. Namun, tidak semua orang di Jepang yang mengadakan pernikahan di kapel beragama Kristen.

Penganut agama Shinto atau Buddha juga lazim mengadakan pernikahan di kapel.

Di sisi lain, ada pernikahan tradisional Jepang yang diadakan di kuil. Tradisi ini dikenal sebagai pernikahan Shinto, kedua mempelai mengenakan pakaian tradisional Jepang.

Tradisi ini dicirikan oleh keindahan pakaian tradisional dan suasana kuil yang sakral.

Pengantin wanita biasanya mengenakan kimono putih yang disebut shiromuku selama upacara pernikahan.

Etika menghadiri pernikahan di Jepang

Di Jepang, hanya tamu undangan yang boleh menghadiri pesta pernikahan.

Jadwal dan pengaturan tempat duduk direncanakan dengan cermat.

Jarang ada orang yang datang dan pergi dengan bebas selama upacara berlangsung.

Hal ini sangat berbeda dengan suasana pernikahan di Indonesia yang lebih terbuka.

Selain itu, para tamu diharapkan memberikan hadiah uang yang disebut Goshugi (ご祝儀) dengan jumlah standar 30.000 yen atau Rp 3 juta-an.

Teman dekat mungkin memberi 50.000 yen atau Rp 5 juta-an dan kerabat sering kali memberi sekitar 100.000 yen atau Rp 10 juta-an.

Menghadiri pesta pernikahan di Jepang bisa jadi sangat mahal.

Apalagi pasangan yang melangsungkan pernikahan akan memberikan Hikidemono (引き出物) atau hadiah balasan kepada para tamu.

Bagi yang tidak bisa hadir tetapi mengirimkan ucapan selamat, diberikan hadiah balasan berupa Uchiiwai (内祝い).

Di Jepang, ada banyak adat istiadat dan tata krama yang harus diperhatikan saat memberi hadiah, sehingga hal ini cukup rumit.

Baca juga: Tips Datang ke Pesta Pernikahan di Jepang, Jangan Sampai Salah

Hari ini, Ohayo Jepang memperkenalkan konsep June Brides dan budaya pernikahan unik di Jepang.

Mengetahui adat istiadat ini dapat memperdalam pemahaman kamu tentang budaya Jepang.

Semoga teman-teman di Indonesia tertarik dengan tradisi pernikahan Jepang!

Sumber:
文化庁
レフェレンス協同データベース

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Close Ads