Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Cara Hidup Bermasyarakat Orang Jepang, Jaga Keharmonisan

Kompas.com - 11/06/2024, 10:25 WIB

Orang Jepang memiliki cara hidup bermasyarakat yang mengakar kuat dalam budaya mereka.

Salah satunya, bila ada orang Jepang yang memilih jalan atau melakukan sesuatu yang caranya berbeda dari orang lain, mereka akan mendapatkan kritik atau reaksi keras.

Bahkan, cara hidup bermasyarakat itu tertuang dalam sebuah pepatah Jepang; “出る釘は打たれる" deru kugi wa utareru yang artinya kira-kira "Paku yang menonjol akan dipalu".

Baca juga: Ikigai, Filosofi ala Jepang untuk Hidup Bahagia dan Panjang Umur

Saya pernah mengalami sebuah kejadian yang menggambarkan pepatah itu. Suatu pagi di stasiun yang ramai dan kereta sedang penuh sesak, biasanya semua orang berdiri menunggu kereta di tepi peron.

Namun, pada hari itu, seorang pria buru-buru bergegas ke pintu kereta dan berhenti di sana.

Dia mungkin sedang terburu-buru. Namun, tindakannya membuat penumpang lain tidak nyaman sampai terdengar suara ketidaksetujuan dari orang sekitar.

Seorang pria tampak agak marah. Ia pun mengatakan sesuatu yang aku tidak ingat persis kata-katanya.

Lebih kurang dia bilang "Ada apa dengan orang ini? Apakah dia bodoh? Tidak kan, pakai otakmu!".

Saya cukup terkejut dengan pemandangan ini. Bahasanya kasar, hampir seperti penjahat di anime dan menurutku itu sangat mengganggu.

Terlebih lagi, kedua individu tersebut adalah orang Jepang asli.

Baca juga: Omoiyari, Konsep Kasih Sayang dan Empati Terhadap Orang Lain ala Jepang

Young asian manager in blue suit asks a candidates profile during an interview. The atmosphere of job interview in the modern office.
Young asian manager in blue suit asks a candidates profile during an interview. The atmosphere of job interview in the modern office.

Melalui pengalaman ini, saya semakin memahami peribahasa “Paku yang menonjol akan dipalu”.

Dalam masyarakat Jepang, khususnya di ruang publik, berperilaku berbeda dari orang lain dapat menimbulkan kritik atau reaksi keras.

Sejak itu, ke mana pun saya pergi, saya selalu bertanya, "Apa yang dilakukan orang lain?".

Namun, penting untuk dicatat bahwa orang Jepang tidak biasa mempermalukan atau mengkritik orang lain di depan umum.

Cara hidup bermasyarakat di Jepang sudah ditanamkan sejak masih kecil, biasanya diajarkan di sekolah.

Pendidikan dini ini membantu individu memahami pentingnya keharmonisan dan perilaku kolektif.

Aspek positif dari pepatah ini adalah meningkatkan keharmonisan sosial.

Menyelaraskan tindakan setiap individu dalam kelompok dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kerja sama.

Pola pikir kolektif ini membantu menjaga ketertiban dan memastikan kehidupan bermasyarakat berfungsi dengan lancar.

Kesimpulannya, pepatah “Paku yang menonjol akan dipalu” sangat penting untuk memahami bagaimana tindakan individu dapat berdampak pada kehidupan bermasyarakat secara keseluruhan.

Mengingat pepatah ini dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita menghargai keharmonisan dengan orang lain.

Jadi, bila kamu berada di tempat umum di Jepang, pertimbangkan tindakan orang di sekitar dan berusahalah untuk menjaga kehidupan bermasyarakat yang harmonis.

Ulasan ini berdasarkan pengalaman Karsten Dwinata, seorang pekerja kantoran Indonesia yang tinggal di Tokyo. Karsten suka bermain game dan brainstorming.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.