OhayoJepang- Semua orang tentu tidak ingin sakit, terlebih saat liburan. Namun, jika itu terjadi, tentunya akan mengganggu perjalanan kita.
Sakit di negara sendiri saja sudah menyusahkan, apalagi sakit di luar negeri dengan kendala bahasa. Bagi sebagian besar orang asing, sakit di Jepang serta pergi ke klinik atau rumah sakit untuk pertama kalinya, menjadi pengalaman yang cukup unik dan tak terlupakan.
Mengapa? Karena sistem apotek di Jepang yang berbeda dari negara lain, termasuk Indonesia. Bagaimana caranya memesan obat di apotek? Baca artikel ini sampai habis ya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Airbnb di Jepang, Mulai dari Kyoto hingga Okinawa
Resep Dokter
Jika kamu sudah pergi ke klinik dan berkonsultasi ke dokter, biasanya dokter akan memberikan resep obat jika diperlukan.
Saat kamu akan diberi resep obat, resepsionis klinik akan memberimu resep (shohousen, 処方せん) saat kamu membayar biaya konsultasi. Setelah itu, kamu bisa menebus resepnya di apotek terdekat.
Pergi ke Apotek
Sebagian besar klinik di Jepang biasanya memiliki apotek yang berafiliasi di dekatnya, entah itu di gedung sebelah, di gedung yang sama, atau di lingkungan sekitar.
Seperti membeli obat di apotek Indonesia, kamu bisa datang ke resepsionis dan menyerahkan resep dari klinik. Atau jika kamu sudah memiliki buku catatan obat (kusuri-techou, 薬手帳), kamu bisa tinggal menyampaikannya ke resepsionis apotek.
Baca juga: 5 Beasiswa untuk Pelajar Internasional Paling Dicari di Jepang
Tapi, perlu diingat, jika ini adalah kunjungan pertama, kamu juga akan diminta untuk menunjukkan kartu asuransi kesehatan.
Setelah itu, kamu akan diarahkan untuk menunggu hingga namamu dipanggil. Setelah dipanggil, dekati konter dan apoteker akan memberikan obat dan selembar kertas yang berisi informasi mengenai obat dan juga efek sampingnya.
Apa itu kusuri-techou?
Seperti disampaikan di atas kusuri-techou merupakan buku catatan obat. Di Jepang, kusuri-techou pada dasarnya adalah buku catatan kecil yang mencantumkan sejarah obat yang diberikan kepadamu.
Dalam catatan ini, akan ditulis nama atau jenis penyakit yang kamu derita, obat yang diberikan, dan berapa banyak dosis yang diresepkan.
Memang, bagi orang yang menggunakan beberapa obat sekaligus, sulit untuk melacak semua nama tersebut. Apalagi jika menggunakan bahasa Jepang.
Baca juga: Wajib Tahu Peringatan Dini Gempa Bumi di Jepang
Tapi, untuk amannya penting memberi tahu apoteker atau dokter jenis obat apa yang sedang atau telah kamu minum. Hal ini tentu saja untuk menghindari efek samping yang tidak perlu, dan inilah gunanya kusuri-techou.
Jika kamu lupa membawa kusuri-techou, tak perlu khawatir. Sebab, apoteker akan memberi stiker (shiiru) dengan informasi yang diperlukan dan kamu dapat menempelkannya di kusuri-techou nanti.
Setelah apoteker menjelaskan semua tentang obat kalian, dia akan menyerahkan kembali kusuri-techou (dngan stiker yang sudah ada di dalamnya) atau stiker.
Kapan harus meminta obat generik?
Sama dengan di Indonesia, obat generik di Jepang dianggap sebagai pilihan yang cukup populer dan lebih murah. Bagi mereka yang ingin memanfaatkannya, ada tiga kesempatan untuk memintanya selama seluruh proses ini, loh.
Baca juga: Mengenal Daifuku, Mochi Khas Jepang dengan Rasa yang Unik
1. Mintalah ke dokter saat kamu mendapatkan diagnosis,
2. Sampaikan ke resepsionis saat kamu pergi ke apotek,
3. Kamu bisa minta obat generik saat mendapatkan obat dari apoteker.
Tinggal sebut jenerikku (pelafalan bahasa Jepang untuk generik), dan mereka akan menanyakan apakah kamu ingin memanfaatkannya atau tidak.
Biasanya, beberapa apoteker akan bertanya langsung apakah kamu menginginkan obat jenis generik, tapi itu tidak semua. Beberapa apoteker tidak akan bertanya dan akan memberi kamu apa yang telah ditentukan oleh dokter (biasanya obat bermerek).
Jadi, jangan malu untuk minta obat generik jika kamu mau yang lebih murah. Semoga tips ini membantumu, stay healthy!
Baca juga: 5 Ide Oleh-oleh Jepang yang Wajib Dibawa Pulang!
Provided by Karaksa Media Partner (April 2023)