Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Kenapa Perempuan Jepang Gemar Koleksi Prangko?

Kompas.com - 15/Apr/2020, 13:15 WIB
Motif kuil kuno dan kerajinan tangan tradisional dengan sedikit imajinasi dan kehati-hatian pada detailnya.
Lihat Foto
Motif kuil kuno dan kerajinan tangan tradisional dengan sedikit imajinasi dan kehati-hatian pada detailnya.

OhayoJepang - Di era internet dan smartphone, jumlah surat fisik menjadi semakin berkurang. Namun, prangko dengan desain yang unik dan imut akhir-akhir ini jumlahnya meningkat. 

Semakin banyak perempuan muda yang mengoleksi prangko-prangko ini. Mereka bahkan mengunjungi kantor pos di destinasi perjalanan mereka untuk mengoleksi stempel pos pemandangan.

Hal ini membuktikan bahwa ada cara lain dan baru untuk menikmati surat dan perangko.

Bagaimana penggunaan perangko berubah dari sebagai bukti pembayaran menjadi barang untuk dikoleksi? 

Kami berbicara dengan satu dari delapan desainer di Jepang, Yushi Kusuda, bersama dengan Chieko Hayashi, perencana prangko yang mengatur seluruh perencanaan, desain, dan pendistribusian prangko.

Sudut pandang perempuan adalah kunci popularitas

Hayashi, Kepala Kantor Perangko dan Kartu Pos dari Kantor Pos Jepang mengatakan, jumlah prangko yang dirilis selalu konstan/tetap, tetapi jumlah perangko dengan desain spesial meningkat.

Perangko spesial merujuk pada desain berkaitan dengan tema atau peristiwa yang spesifik dan hanya dibuat pada waktu yang terbatas. 

Biasanya, peristiwa peringatan atau pendirian yang menjadi desain prangko ini. Namun, sejak privatisasi bisnis pos tahun 2007 lalu, jumlah prangko dengan desain original yang dibuat oleh Kantor Pos Jepang meningkat. 

Dengan memasukkan perspektif dari sudut pandang perempuan, lahir perangko dengan desain yang berbeda dengan sebelumnya. 

Desain ini ternyata menarik minat para kolektor prangko konvensional dan juga para perempuan muda.

Happy Greeting (prangko 82 yen). Prangko ini berkilauan, memantulkan cahaya jika dilihat dari sudut yang berbeda.
Happy Greeting (prangko 82 yen). Prangko ini berkilauan, memantulkan cahaya jika dilihat dari sudut yang berbeda.

Di Jepang hanya ada delapan desainer prangko yang menangani desain prangko spesial. Mereka tidak hanya membuat gambar, tetapi mereka juga bekerja di seluruh perencanaan, mengumpulkan informasi dari penduduk lokal, dan berkonsultasi dengan ahli. 

Salah satunya Kusuda yang bertanggung jawab pada My Tabi Kitte Series (Seri Prangko Perjalananku) sejak 2016. Ini jadi populer dan telah merilis edisi ke-5 nya September 2019 lalu.

Perangko karya Kusuda memiliki banyak gambar yang imut.
Perangko karya Kusuda memiliki banyak gambar yang imut.

Fitur utama termasuk spot turis terkenal seperti Kyoto, Kamakura, dan Kanazawa, makanan lokal, dan oleh-oleh seperti wine dan kaisendon (hidangan makanan laut) yang tak terpisahkan di setiap perjalanan perempuan. 

Seri ide ini dimulai ketika seorang pelanggan berkata betapa bagusnya jika ada prangko di setiap lokasi perjalanan.

Kusuda mengenang kembali bagaimana prangko dengan gambar-gambar spot turis sudah ada sebelumnya, tetapi mereka kebanyakan perupa gambar kuil-kuil. 

Oleh karena itu, Kusuda berpikir ini akan bagus jika ada prangko yang lebih kasual yang bisa dibuat dari spot turis dan itulah bagaimana dia memulai My Tabi Kitte Series.

Motif kuil kuno dan kerajinan tangan tradisional dengan sedikit imajinasi dan kehati-hatian pada detailnya.
Motif kuil kuno dan kerajinan tangan tradisional dengan sedikit imajinasi dan kehati-hatian pada detailnya.
Banyak usaha yang dibutuhkan dalam menggabungkan arsitektur dan kerajinan tangan tradisional ke dalam desain prangko. Prangko boneka Okiagari-koboshi misalnya, dibentuk mengikuti lekuk-lekuk boneka itu sendiri daripada versi prangko persegi panjang biasa.

Sementara prangko piring Kutani memiliki makanan di atasnya. Beda dari desain sebelumnya yang biasanya hanya menampilkan piring itu sendiri. 

Salah satu fitur dari perangko yang dibuat baru-baru ini adalah menambahkan detail kecil seperti keceriaan ke gambar yang serius atau tampak formal.

Karena kecilnya ukuran perangko, gambar yang rumit sulit untuk dimengerti. Jadi, sebisa mungkin mereka membuat desainnya sederhana. 

Bagaimanapun, mereka suka untuk membuatnya menarik. Misalnya, pada seri prangko Fumi no Hi (Hari Menulis Surat), desainer membuat seorang perempuan ditampilkan di dalamnya sedang mengirim surat dengan berjinjit. 

Tindakan kecil seperti ini membuat prangko lebih disenangi pelanggan. Jadi pembuatan desain juga harus mementingkan detail.

24.000 kantor pos di seluruh negeri mendukung pemasaran

Tema untuk desain prangko dipersempit oleh para ahli termasuk ide dari kantor pos di setiap wilayah. 

Pada edisi ketiga My Tabi Kitte Series, ditampilkan kombinasi Gunung Fuji dan pohon persik berkat saran kantor pos di Prefektur Yamanashi. Kombinasi Gunung Fuji dan sakura itu pasti, tapi kombinasinya dengan bunga persik juga tidak kalah bagus.

Penduduk lokal di setiap wilayah memiliki perasaan yang kuat tentang tema wilayah mereka, dan membuat sesuatu yang tidak otentik dalam sudut pandang mereka, atau tidak menyimbolkan fitur lokal asli hanyalah membuang-buang kesempatan. 

Hayashi kemudian memperluas ini dengan mengatakan ada 24.000 kantor pos di dalam negeri, jadi mereka mengerahkan usaha untuk bertanya tentang opini mereka juga.

Beberapa desain termasuk gambar orang-orang.
Beberapa desain termasuk gambar orang-orang.

Prangko-prangko ini menarik tidak hanya untuk kolektor, tetapi juga untuk orang yang menggemari benda atau lokasi yang menjadi tema dari perangko tersebut. 

Desainer prangko menerima masukan melalui acara bincang-bincang untuk para penggemar prangko dan loket kantor pos.

Pada tahun 2018, ketika Seri No. 1 Alat-alat Musik diluncurkan, para pemain terompet menemukan prangko terompet dan mereka mengekspresikan kegembiraan mereka tentang ini dan mengatakan akhirnya ada terompet di dalam prangko. 

Hayashi berpikir ini selalu menyebabkan para penggemar antara bertanya-tanya atau takjub bahwa hobi mereka terwujud di dalam prangko dan itu adalah salah satu cara untuk membuat lebih banyak orang saling terhubung. 

Prangko adalah sesuatu yang bisa kamu kirim ke orang lain, jadi mereka senang untuk membuat desain yang cocok untuk setiap kepribadian penerima yang diharapkan bisa membuat mereka senang.

Ada banyak hal yang dipertimbangkan ketika mendesain prangko, seperti ketepatan desain, prangko tentang musim, dan kriteria lain. Kunci untuk mencapai kualitas dalam pembuatan sebuah desain yang akan menangkap minat banyak orang adalah kemampuan pemasaran dari jaringan kantor pos di seluruh negeri.

 

Posting surat tulisan tangan di Instagram

Dari era Heisei ke Reiwa, stempel pos pemandangan bertindak sebagai segel peringatan.
Dari era Heisei ke Reiwa, stempel pos pemandangan bertindak sebagai segel peringatan.
Individualitas dan pesona desain prangko dicintai oleh para kolektor sejak waktu yang lama. Hayashi mengatakan bahwa selain dari para kolektor konvensional, generasi muda juga menemukan cara baru untuk mengumpulkan perangko.

Baru-baru ini, beberapa pelanggan meminta stempel pos pemandangan dari destinasi perjalanan mereka untuk dicap di perangko, terbatas untuk wilayah seperti ketika pergi keliling kuil dengan segel warna merah terang.  

Misalnya, ketika dekat Gunung Fuji, orang-orang akan membeli perangko Gunung Fuji untuk kartu pos mereka dan mendapatkan stempel gambar puncak Gunung Fuji dicap di dalamnya. 

Stempel pos pemandangan memiliki ilustrasi spot turis terkenal di areanya, nama kantor pos, dan tanggalnya.  

Kamu tidak bisa mendapatkan capnya kecuali kamu benar-benar pergi ke kantor pos. Jadi beberapa orang mengirim kartu pos sebagai pengingat perjalanan mereka, sementara yang lain menggunakannya terutama untuk mengoleksi perangko. 

Kusuda kemudian menambahkan ada beberapa orang yang suka memposting surat yang mereka terima di media sosial.  

Dia juga mengatakan bahwa saat ini surat tidak hanya untuk sarana pertukaran pribadi. Surat itu sendiri, atau perangko yang imut, beberapa dari mereka sengaja dicocokkan, dipos di media sosial, terutama Instagram. 

Dengan penggunaan smartphone, bertukar informasi jadi lebih mudah, yang mengarah ke koleksi foto pribadi dan proses mengumpulkan mereka jadi lebih mudah untuk dibagikan.  

Surat dan prangko, yang dianggap perangkat analog, sekarang menjadi wujud yang lebih besar sebagai koleksi karena kenangannya dan keunikannya yang tidak bisa kamu dapatkan di tanganmu tanpa berusaha. 

Memberikan kesenangan cara baru dengan desain prangko 

Karena nilai dan fungsi surat beragam, perangko juga mulai dilihat secara berbeda. Di tengah-tengah semua perubahan ini, kami bertanya kepada desainer prangko dan perencana prangko tentang wawasan mereka.

Sebagai desainer prangko, Kusuda senantiasa diingatkan tentang betapa jauh lebih dalam dunia prangko.  

Prangko adalah jenis kenangan yang berbeda dibandingkan dengan surat. Jadi mereka bisa menggunakannya sebagai oleh-oleh untuk teman dan keluarganya, atau untuk diri sendiri. 

Ketika itu tentang koleksi prangko, di sana ada kolektor tradisional dan mereka yang dengan santai senang membelinya dan keduanya sama-sama menarik.  

Saat ini, ada banyak cara untuk menikmati prangko. Kusuda mengatakan hal ini merupakan sesuatu yang bagus karena akan membuat para desainer mengeksplorasi desain prangko.

Kusuda menjelaskan tentang pentingnya detail.
Kusuda menjelaskan tentang pentingnya detail.
Sementara itu Hayashi berpikir, mengirim surat karena prangko adalah perubahan yang baik. 

Ketika seseorang didorong untuk menulis ke orang lain karena ingin mengirim prangko tertentu atau hanya sekedar untuk menggunakannya, hal ini membuat pekerjaan mereka memiliki makna yang mendalam. 

Provided by Japan Walker™, Tokyo Walker™ (16 December 2019)

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.