Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Memahami Budaya Kerja di Jepang, HoRenSou

Kompas.com - 16/Jun/2021, 18:34 WIB
Ilustrasi pekerja di Jepang.
Lihat Foto
Ilustrasi pekerja di Jepang.

OhayoJepang - Setiap negara memiliki budaya kerjanya masing-masing, begitu juga Jepang.

Salah satu konsep paling dasar yang biasanya menjadi dasar budaya kerja Jepang adalah 5S (diucapkan sebagai go-esu).

Konsep 5S terdiri dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Di Indonesia, konsep 5S ini diterjemahkan menjadi 5R.

Baca juga: Mengenal 5S dalam Budaya Kerja Jepang

Selain 5S, budaya kerja Jepang yang patut diketahui adalah HoRenSo, yang merupakan singkatan dari Hokoku (Melaporkan), Renraku (Menginformasikan), dan Sodan (Konsultasi). 

Hokoku (Melaporkan)

Ketika mulai mengerjakan tugas, penting untuk melaporkan kepada atasan secara berkala tentang status pekerjaan kamu.

Hal ini tidak hanya penting bagi tim untuk dapat mengetahui kemajuan tetapi untuk sisi manajerial juga agar dapat mencegah micro-managing atau manajemen mikro.

Hal yang dilaporkan tidak seputar kemajuan. Namun juga seputar kesalahan dan kecelakaan selama melakukan pekerjaan tersebut.

Hokoku mengacu pada cara pelaporan yang lebih formal.

Baca juga: Mau Melamar Kerja ke Jepang? Ini Panduan Membuat Resume

Renraku (Menginformasikan)

Meskipun hal ini terdengar mirip dengan hokoku, renraku lebih ke arah kolega kamu atau sesama anggota tim.

Karena disampaikan pada kolega, pemberian informasi ini disampaikan secara tidak terlalu formal.

Tindakan renraku kepada sesama karyawan penting untuk memastikan bahwa mereka yang terlibat maupun terkena dampak dari proyek tersebut, dapat mengetahui informasi terkait dan terbaru.

Memberitahu rekan kerja bahwa tempat pertemuan telah berubah adalah bentuk lain dari renraku.

Baca juga: Frasa Bahasa Jepang untu Komunikasi dengan Rekan Kerja

Sodan (Konsultasi)

Terakhir, soudan juga perlu dilakukan untuk meminta nasihat ketika sedang terjebak dalam suatu masalah atau ingin meminta pendapat kedua tentang berbagai hal.

Di Jepang, tindakan ini tidak dilihat sebagai hal yang buruk, melainkan sebagai inisiatif untuk meningkatkan diri.

Tujuan dari budaya ini untuk memastikan bahwa semua orang ada di jalur yang sama dan tidak ada pihak yang ditinggalkan atau tertinggal.

Ketika membaca artikel ini, kamu mungkin berpikir bahwa semua ini adalah hal yang umum dilakukan.

Namun, di perusahaan-perusahaan Jepang, komunikasi adalah prioritas utama dan lebih dari apapun. Jadi, selama kamu mengingat tujuan itu semuanya akan datang secara alami. 

Provided by Karaksa Media Partner (31 May 2019)

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.