Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Karyawan Jepang Anggap Serius “Medical Check-up” Tahunan, Seperti Ini Tes Kesehatan di Jepang

Kompas.com - 4/Aug/2019, 21:08 WIB
ILUSTRASI
Lihat Foto
ILUSTRASI

OhayoJepang - Awal musim panas di Jepang berarti musim cek kesehatan rutin (medical check-up) tahunan untuk sebagian besar perusahaan Jepang. Meskipun cek kesahatan ini bukanlah hal yang asing, pekerja asing di Jepang mungkin akan kaget betapa orang Jepang menganggap cek kesehatan rutin ini sesuatu yang sangat serius. 

Melalui perspektif pekerja asing yang bekerja di perusahaan Jepang di Jepang, berikut beberapa yang dialami dan diamati oleh para pekerja asing terkait cek kesehatan rutin ini. 

Karyawan pria yang sering makan tonkatsu (daging babi yang dibalut dengan tepung roti) atau ramen untuk makan siang, biasanya langsung merubah makan siangnya menjadi diet bebas karbohidrat, beberapa minggu sebelum medical check-up. Sementara itu, karyawan perempuan biasanya berhenti makan camilan dan manisan selama berada di kubikel. Seketika semua orang akan saling berbagi informasi mengenai cara menurunkan berat badan. Melihat kegiatan ini, bisa dikatakan musim tes kesehatan juga sebagai musim berdiet. 

Seminggu sebelum tes kesehatan, biasanya peserta tes akan dikirimkan dokumen yang harus diisi dan beberapa paket tes tambahan seperti paket tes untuk urin ataupun  paket tes lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Paket ini diberikan kepada peserta agar mereka mengambil sendiri urinnya saat baru bagun tidur pada hari tes kesehatan diadakan untuk hasil tes yang lebih akurat.  

Paket tes urin berisi gelas plastik lipat dan tabung.
Paket tes urin berisi gelas plastik lipat dan tabung.

Paket tes urin berisi gelas plastik lipat dan tabung. Kamu harus memasukan sampel urin ke dalam gelas terlebih dahulu, baru kemudian tuang ke tabung. Tutup tabung dan tulis namamu dalam label yang disediakan. Taruh stiker label ke tabung. Buang gelas plastik dan taruh tabung di dalam plastik hitam. Kamu diharuskan membawa sampel ini untuk diberikan ke klinik tempat tes kesehatan.

Di dalam dokumen tersebut juga biasanya dikirimkan berbagai panduan hal-hal yang harus dilakukan sebelum tes kesehatan. Salah satunya adalah jam makan terakhir, biasanya peserta tes tidak boleh makan 10 jam sebelum tes kesehatan diadakan, kecuali air putih dan teh tanpa gula. Pembatasan makan dan minum ini akan berbeda sesuai dengan tes yang akan diikuti, semakin banyak tes yang diikuti, semakin banyak pantangan yang harus dijalankan. Oleh karena itu, orang Jepang biasanya sangat serius dengan batasan jam makan dan minum mereka satu hari sebelum tes kesehatan dijalankan.

Pada hari tes kesehatan yang telah ditetapkan biasanya kamu akan bertemu dengan pekerja lain yang juga akan mengikuti tes kesehatan sehingga kamu kadang harus menunggu antrian. Peserta harus menyerahkan dokumen yang telah diisi di rumah, paket tes urin, dan kartu asuransi kesehatan kepada resepsionis. 

Setelah administrasi selesai, peserta akan diminta untuk mengganti baju menjadi baju untuk pemeriksaan. Di sini kamu harus melepas semua pakaian termasuk pakaian dalam bagian atas untuk wanita, dan mengenakan baju pemeriksaan juga sandal ruangan yang tersedia. Setelah selesai mengganti baju, kamu akan diminta menunggu di ruang tunggu sambil menunggu nama atau nomor kamu dipanggil untuk masing-masing tes kesehatan. 

Tes kesehatan paling standard yang dilakukan di Jepang adalah pengukuran berat badan, lingkar perut, tinggi badan, tekanan darah, kemampuan penglihatan dan pendengaran, tes darah, ronsen, tes jantung, dan terakhir pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter. 

Selain pemeriksaan standar yang disediakan, peserta juga bisa memilih tes tambahan seperti tes kanker, tes alergi dan tes lain yang ditawarkan. Biasaya biaya tes tambahan ditanggung sendiri oleh peserta.

Hasil tes kesehatan akan dikirim dalam surat beramplop. Siapkan diri untuk melihat peringkat kesehatanmu. Di Jepang, hasil ini diberi kesimpulan peringkat yaitu A (tidak ada gangguan), B (sedikit gangguan kesehatan tetapi tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari), C (perlu observasi dan perubahan gaya hidup), D1 (perlu pengecekan ulang), dan peringkat lainnya. 

Provided by Karaksa Media Partner (7 Juni 2019)

Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.