Tantangan Penggunaan Keigo di Dunia Kerja bagi Pendatang Baru dan Orang Jepang

Ilustrasi karyawan orang Jepang. KARAKSA MEDIA PARTNER

Bagi orang yang ingin bekerja di Jepang, menguasai keigo (敬語) sangatlah penting.

Bentuk bahasa hormat ini sudah tertanam dalam budaya perusahaan Jepang, terutama dalam hubungan hierarki antara senior dan junior.

Sebagai junior, sangat penting untuk bersikap rendah hati dan menunjukkan rasa hormat kepada senior melalui penggunaan keigo dengan benar.

Keigo terbagi menjadi tiga bagian yaitu teineigo, kenjougo, dan sonkeigo.

Teineigo merupakan bentuk bahasa sopan yang biasanya digunakan untuk percakapan dan tulisan dalam situasi sehari-hari.

Kenjougo dan sonkeigo adalah bentuk komunikasi yang lebih formal dan umumnya digunakan saat suasana formal misalnya dunia kerja dan acara formal.

Awalnya, saya berasumsi bahwa lulusan baru Jepang menguasai keigo formal (kenjougo dan sonkeigo) dengan baik. Namun, saya salah.

Beberapa orang asli Jepang yang mulai bekerja setelah lulus dari universitas tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan keigo formal.

Baca juga: Mengintip Pengalaman Pekerja Indonesia yang Bekerja di Jepang

Meskipun penutur asli mungkin mempunyai keuntungan karena lebih terbiasa mendengar keigo formal, tetapi tidak berarti mereka mahir dalam menggunakannya, baik dalam pidato maupun tulisan.

Manajer saya menyampaikan bahwa setiap karyawan baru di perusahaan mengalami kesulitan dalam menggunakan keigo formal, baik penduduk asli Jepang maupun orang asing.

Beberapa perusahaan mungkin tidak memerlukan keigo formal untuk komunikasi sehari-hari.

Namun, keigo formal sangat diperlukan dalam situasi tertentu seperti menulis email, bertemu dengan klien, atau melakukan presentasi.

Gagal menggunakan keigo formal dalam situasi tersebut dianggap kasar, tidak sopan, dan agak tidak dewasa.

Baca juga: Mengenal Budaya Kerja Horenso di Jepang

Pada hari pertama saya bekerja, ada upacara pembukaan.

Semua karyawan baru harus menyampaikan pidato atau kalimat motivasi di depan para jajaran eksekutif perusahaan, termasuk CEO.

Sebagai orang Indonesia yang tentunya bukan penutur asli, saya memperhatikan bahwa banyak karyawan baru orang Jepang lebih memilih menggunakan bahasa sopan (teineigo) daripada keigo formal.

Pengalaman ini menyoroti bahwa tantangan menguasai keigo tidak hanya dialami oleh orang asing.

Bahkan, penutur asli bahasa Jepang pun menghadapi kesulitan dalam mempelajari dan menerapkan keigo dengan benar.

Oleh karena itu, penting bagi karyawan baru dan karyawan penutur asli bahasa Jepang untuk dilatih cara menggunakan keigo formal.

Selain itu, mereka juga harus praktik menggunakan keigo formal yang tepat untuk memastikan komunikasi berjalan lancar dan saling menghormati di tempat kerja.

Baca juga: Kata-kata Anime yang Tidak Boleh Digunakan di Tempat Kerja

Ulasan di atas disampaikan oleh GAS kun, orang Indonesia yang bekerja di Tokyo. Hobi GAS kun bermain bulu tangkis, mendengarkan musik seperti lagu anime dan lagu rock, serta belajar bahasa Jepang.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!