Dua gadis kembar asal Indonesia, berhasil menarik perhatian stasiun televisi ternama Jepang, TBS.
Fizia dan Fedia, nama si kembar itu, muncul dalam program 世界くらべてみたら (Sekai kurabete mitara) atau secara harfiah berarti 'Membandingkan dunia' yang tayang pada 25 Juni 2025.
Cuplikan video program tersebut juga beredar di media sosial Indonesia, semakin membuat mereka viral.
Pertemuan pertama TBS dengan si kembar terjadi saat tim tersebut melakukan kegiatan syuting di Indonesia pada Oktober 2024.
Cerita tentang kecintaan mereka terhadap Jepang membuat TBS tertarik mengundang langsung keduanya.
Fizia dan Fedia pun segera berangkat ke Jepang untuk mewujudkan mimpi mereka.
Baca juga:
Selama ini Fizia dan Fedia hanya bisa melihat ramen dan gyoza melalui anime favorit mereka.
Meski restoran ramen asal Jepang banyak ditemui di Indonesia, keduanya tetap ingin merasakan langsung ramen asli yang ada di Jepang.
Namun, mereka beragama Islam sehingga makanan halal menjadi syarat utama.
Tim TBS pun membawa si kembar ke restoran halal bernama Ayamuya di Jepang.
Melansir situs resmi TV TBS, restoran tersebut telah memiliki sertifikasi halal dengan bahan utama kaldu ayam.
Di tempat itu, mereka memesan menu spesial berupa "Spicy Tori Soba" rasa shoyu dan gyoza isi ayam.
Fizia mengungkapkan, sejak masih duduk di bangku SD, mereka sudah penasaran ingin mencicipi gyoza yang sering terlihat lezat di anime.
Keduanya terlihat sangat menikmati hidangan tersebut dan merasa bahagia bisa mencicipi langsung makanan yang dulu hanya mereka impikan.
Selain makanan, pengalaman menjadi siswa di sekolah Jepang juga merupakan impian Fizia dan Fedia sejak lama.
Keinginan mereka akhirnya terwujud saat mendapat kesempatan mengikuti kegiatan belajar selama satu hari di SMA Komazawa, Tokyo.
Sekolah ini dikenal aktif menerima siswa internasional dalam program pertukaran budaya.
Fizia dan Fedia merasa senang karena bisa memakai seragam sekolah khas Jepang yang selama ini hanya mereka lihat di anime.
Mereka langsung terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sekolah, mulai dari mengikuti pelajaran hingga menyaksikan langsung kegiatan klub bisbol.
Dalam pelajaran bahasa Inggris, sesi kelas berubah menjadi kegiatan pertukaran budaya.
Di sesi ini, mereka memakai yukata untuk pertama kalinya dan mencicipi minuman ramune yang sering muncul di anime musim panas.
Di jam istirahat, Fizia dan Fedia berbincang santai bersama teman-teman baru sambil makan bekal bersama.
Mereka juga membagikan stiker hasil karya mereka sendiri sebagai kenang-kenangan.
Bahkan, guru musik sekolah turut memberi kejutan khusus dengan membawakan lagu favorit si kembar berjudul "Idol", lengkap dengan iringan aransemen dari klub musik sekolah tersebut.
Tidak hanya merasakan pengalaman baru, Fizia dan Fedia juga diminta menjelaskan tentang perbedaan sekolah di Indonesia dan Jepang.
Salah satu perbedaan mencolok adalah kebiasaan siswa Jepang yang biasa berjalan kaki ke sekolah.
Menurut mereka, kebanyakan siswa di Indonesia justru menggunakan motor karena kondisi trotoar yang kurang aman.
Selain itu, jam masuk sekolah di Indonesia jauh lebih pagi dibandingkan Jepang. Siswa Indonesia sudah tiba di sekolah sekitar pukul 06.45 pagi dan pulang pukul 14.35 siang.
Jadwal ini mengikuti kebiasaan masyarakat Indonesia yang umumnya bangun pagi akibat suara adzan Subuh serta musik sirene salat yang terdengar pukul lima pagi.
Perbedaan lain adalah soal seragam. Dalam seminggu, siswa di Indonesia menggunakan empat jenis seragam berbeda.
Kebijakan ini mencerminkan Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam budaya dari lebih dari 300 suku bangsa.
Hal unik lainnya, sekolah-sekolah di Indonesia menyediakan ruang khusus untuk salat yang terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan.
Kewajiban salat lima kali sehari bagi umat Islam ini membuat sekolah-sekolah menyediakan fasilitas ibadah tersebut.
Selain itu, kafetaria sekolah di Indonesia juga sudah akrab dengan makanan Jepang, seperti onigiri yang dijual sebagai menu sehari-hari.
Di akhir kunjungan, Fizia dan Fedia merasa berat harus segera berpisah dengan teman-teman baru mereka.
Meski hanya satu hari, pertemuan ini sangat berkesan bagi si kembar karena berhasil mewujudkan mimpi masa kecil mereka menjadi nyata.
Kisah Fizia dan Fedia ini membuktikan bahwa dengan kesungguhan dan rasa penasaran yang besar, sesuatu yang awalnya hanya terlihat di anime pun bisa benar-benar diwujudkan.
Sumber: