Japan Private Railway Association merilis hasil studi tahunan tentang etika di kereta dan stasiun Jepang.
Survei ini menyoroti berbagai perilaku wisatawan asing yang dinilai mengganggu atau tidak sopan selama berada di dalam kereta.
Melansir Japan Today (3/1/2025), survei dilakukan terhadap 5.314 responden daring.
Hasilnya, 62,9 persen responden mengaku pernah merasa terganggu oleh perilaku tidak sopan dari wisatawan asing.
Mereka diminta menyebutkan maksimal dua jenis perilaku yang paling mengganggu.
Berikut adalah 10 perilaku yang dianggap mengganggu atau tidak sopan dilakukan saat di kereta.
Survei menunjukkan 51,8 persen warga Jepang tidak menyukai percakapan keras atau heboh dianggap mengganggu.
Jika kamu berbicara dalam bahasa asing, suaramu bisa terasa lebih menonjol.
Tetaplah bicara dengan suara pelan dan tahan ekspresi kegembiraan berlebihan seperti bersorak, selfie beramai-ramai, atau menari.
Sebanyak 37,1 persen responden menyoroti penggunaan tas atau koper yang tidak tepat oleh turis asing.
Ransel sebaiknya ditaruh di depan tubuh agar hemat tempat. Jangan menaruh tas di kursi sebelah.
Untuk koper, kelompokkan dan posisikan agar tidak menghalangi jalan atau akses ke kursi prioritas.
Hindari memblokir seluruh area kereta dengan barang rombongan.
Total 24,8 persen responden tidak menyukai wisatawan asing yang tidak paham dengan etika berjalan di Jepang.
Perlu diketahui, kamu tidak boleh berjalan melawan arus atau berhenti mendadak di tengah lorong.
Jika bingung arah atau ingin memeriksa peta, berhentilah di pinggir, bukan di tengah jalan atau tangga.
Baca juga:
Survei menunjukkan bahwa 16,5 persen responden tidak menyukai turis asing yang tidak mengikuti etika saat naik dan turun kereta.
Etika yang benar adalah pengguna kereta harus menunggu di samping pintu, biarkan penumpang turun terlebih dahulu, baru naik sesuai antrean.
Jika kamu berada di dalam dan tidak turun di stasiun tersebut, tetap turun sebentar untuk memberi jalan, lalu naik lagi melalui pintu yang sama. Ini penting agar kereta tetap berjalan tepat waktu.
Sebanyak 12,1 persen responden memilih opsi lain-lain.
Kategori ini mencakup berbagai keluhan lain yang tidak dijabarkan secara spesifik, tapi cukup signifikan untuk masuk lima besar.
Total 10,3 persen responden menyoroti perilaku berbicara lewat telepon di kereta.
Meskipun banyak orang Jepang memegang ponsel di kereta, sangat jarang ada yang berbicara di telepon.
Suara panggilan mengganggu karena harus keras agar terdengar di atas suara kereta. Hal yang sama berlaku untuk suara dari speaker ponsel, seperti musik, video, dan lainnya.
Sebaiknya, gunakan earphone saat membuka smartphone.
Membuka kaki lebar-lebar, menyilangkan kaki terlalu tinggi, atau selonjoran dianggap mengambil ruang lebih dan tidak sopan, terutama di kereta yang padat.
Kategori ini dipilih oleh 9,6 persen responden yang setuju atas perilaku tidak sopan saat duduk di kereta.
Di Jepang, membuang sampah di tempat umum sangat tidak lazim karena tempat sampah umum memang sangat sedikit.
Masyarakat Jepang terbiasa membawa sampah pulang. Sebaiknya simpan plastik kecil di tas untuk menyimpan sampah sementara.
Kategori ini dipilih oleh 5,9 persen responden.
Kursi prioritas ditujukan untuk lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, atau orang tua dengan anak kecil.
Meskipun tidak ada larangan bagi orang sehat untuk duduk di sana, banyak orang Jepang merasa tidak sopan jika seseorang sehat duduk di sana dan membuat orang yang berhak harus meminta.
Kategori ini dipilih oleh 4,4 persen responden.
Sebanyak 4,2 persen memilih bahwa perilaku duduk di lantai kereta sangat tidak sopan.
Meskipun kamu kelelahan setelah seharian berjalan-jalan, duduk di lantai kereta tetap dianggap tidak sopan.
Selain memakan tempat, hal ini bisa mengganggu penumpang lain untuk masuk atau keluar dan tampak tidak rapi.
Catatan lain juga dilaporkan oleh The Mainichi pada (24/12/2024), pada survei yang sama menunjukkan bahwa bersin dan batuk tanpa memedulikan orang lain menempati posisi pertama sebagai perilaku yang paling mengganggu di kereta dan stasiun.
Survei yang sudah dilakukan rutin sejak 1999 ini dilaksanakan secara daring pada bulan Oktober dan November 2024.
Hasil survei menyiratkan bahwa pandemi corona mungkin telah menanamkan pentingnya sikap saling memperhatikan sebagai norma.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram