Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Lebih dari 10.000 Perusahaan di Jepang Bangkrut pada 2024, Sulit Cari Tenaga Kerja

Kompas.com - 10/04/2025, 17:28 WIB

Lebih dari 10.000 perusahaan di Jepang mengalami kebangkrutan sepanjang tahun fiskal 2024, yang merupakan angka tertinggi dalam 11 tahun terakhir.

Perusahaan kecil hingga menengah bangkrut karena kesulitan mencari tenaga kerja dan harga barang yang lebih tinggi.

Melansir Xinhua pada Selasa (8/4/2025), sektor jasa mengalami kebangkrutan paling banyak yaitu 3.398 kasus atau naik 12,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Perusahaan pada sektor konstruksi juga banyak mengalami kebangkrutan yaitu 1.943 kasus, meningkat 9,3 persen.

Kasus kebangkrutan ini melibatkan utang yang minimal sebesar 10 juta yen dan jumlahnya meningkat 12,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 10.144 kasus.

Laporan ini berasal dari survei yang dilakukan oleh Tokyo Shoko Research.

Sebagian besar kebangkrutan yaitu 89,4 persen, terjadi pada perusahaan yang memiliki kurang dari 10 karyawan.

Mereka kesulitan membayar biaya bisnis setelah kebijakan penundaan pajak yang diberikan selama pandemi Covid-19 berakhir.

Total utang yang dimiliki oleh perusahaan itu turun 3,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,37 triliun yen.

Baca juga:

Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.