Jepang semakin menjadi destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan Muslim, terutama dari negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Berdasarkan data Japan National Tourism Organization (JNTO), jumlah turis asing dari negara dengan populasi Muslim yang signifikan semakin meningkat pada Januari 2025, termasuk dari Indonesia dan Malaysia.
Wisatawan dari Indonesia naik 53,1 persen daripada Januari 2024, sedangkan turis Malaysia meningkat 133,8 persen.
Namun berdasarkan hasil survei Halal Navi pada Februari 2024, sebanyak 86,1 persen wisatawan Muslim khawatir tentang ketersediaan makanan halal di restoran Jepang.
Selain itu, sejumlah 77,9 persen responden juga mempertimbangkan apakah mereka dapat dengan mudah menemukan makanan halal di supermarket atau toko bahan makanan.
Baca juga:
Bagi wisatawan Muslim yang ingin memastikan makanan yang mereka konsumsi halal, memahami label bahan makanan dalam bahasa Jepang sangat penting.
Berikut adalah beberapa kosakata yang sering muncul pada kemasan makanan di Jepang:
Huruf Jepang | Cara Baca | Arti |
豚 | Buta | Babi |
豚肉 | Buta Niku | Daging Babi |
ポーク | Pooku | Daging Babi |
動物性脂肪 | Dobutsusei-shibou | Lemak Hewani |
ラード | Raado | Lemak Babi Olahan |
動物エキス | Dobutsu Ekisu | Perasa Hewan |
ゼラチン | Zerachin | Gelatin |
乳化剤 | Nyuukazai | Emulsifier |
酵母 | Kobo | Ragi |
アルコール | Arukoru | Alkohol |
酒 | Sake | Sake |
酒類 | Shurui | Minuman Beralkohol |
ラム | Rum | Rum |
みりん | Mirin | Mirin (sejenis bumbu dapur beralkohol) |
Meskipun menghadapi tantangan terkait kuliner halal, minat wisatawan Muslim terhadap makanan khas Jepang tetap tinggi.
Banyak yang berharap bisa mencicipi hidangan ikonik Jepang yang telah disertifikasi halal.
Berdasarkan survei yang dirilis via PR Times pada Jumat (16/2/2024), 87,8 persen wisatawan tertarik mencoba ramen halal, sedangkan 69,4 persen ingin menikmati sushi halal, dan 65,5 persen berharap menemukan sukiyaki halal.