Pemerintah Jepang memiliki sistem pendidikan makanan yang terstruktur bagi siswa sekolah, bernama shokuiku.
Salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan kesadaran akan sisa makanan (food waste) dengan pendekatan sistematis.
Melalui peran ahli gizi di sekolah, berbagai metode diterapkan untuk mengenalkan pentingnya gizi, kebersihan makanan, serta cara makan yang benar agar siswa lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi.
Baca juga:
Sebagian siswa di Jepang memiliki kebiasaan hanya menyantap lauk pauk tanpa menghabiskan nasi mereka.
Melansir berita Kompas.com, sekolah memberikan edukasi mengenai pentingnya mengurangi sisa makanan melalui media ilustrasi video untuk mengatasi hal itu.
"Video edukasi mencegah sisa makanan dibuat dalam lima bagian. Masing-masing video berdurasi sekitar tiga sampai lima menit dan ditayangkan pada saat anak-anak makan siang," ujar ahli gizi Department of Nutrition and Life Science Kanagawa Institute of Technology, Naomi Aiba, dalam seminar bertajuk Shokuiku: Nutrisi dan Edukasi di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Video ini menampilkan berbagai aspek budaya makan di Jepang, termasuk pentingnya konsumsi beras.
Materi dalam video mencakup pengenalan petani dan proses produksi beras, kondisi terkini mengenai sisa nasi yang terbuang, serta cara menikmati nasi dan lauk pauk secara bersamaan agar terasa lebih lezat.
"Begitu video ini ditampilkan di depan anak-anak, jumlah sisa makanan di sekolah sudah berkurang," tambah Naomi.
Metode edukasi ini membantu siswa membangun kebiasaan makan sehat sekaligus menanamkan kesadaran akan pentingnya menghargai makanan dan mengurangi limbah sejak dini.