Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Ratusan Fasilitas Kesehatan di Jepang Tutup pada 2024 akibat Biaya Tinggi dan Pemilik Sudah Lansia

Kompas.com - 24/01/2025, 21:20 WIB

Jumlah fasilitas kesehatan yang tutup atau bangkrut di Jepang selama 2024 mencapai 786, angka itu tertinggi sejak 2000.

Melansir Xinhua pada Rabu (22/1/2025), sebanyak 64 institusi medis mengajukan kebangkrutan, sedangkan 722 lainnya menghentikan operasionalnya.

Berdasarkan hasil survei Teikoku Databank, sebuah perusahaan riset kredit, fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari 618 klinik, 145 praktik gigi, dan 23 rumah sakit.

Beberapa faktor utama di balik penutupan ini mencakup meningkatnya kesadaran pasien terhadap kualitas layanan dan fasilitas, kenaikan biaya farmasi dan material, serta peningkatan upah yang membuat banyak bisnis tidak mampu bertahan.

Selain itu, 80 persen dari fasilitas yang tutup adalah klinik, mereka menghadapi masalah serius akibat penuaan manajemen.

Studi distribusi usia pemilik klinik mengungkapkan bahwa lebih dari 54,6 persen pemilik berusia di atas 70 tahun.

Teikoku Databank memperingatkan bahwa fasilitas kesehatan yang kehabisan dana berisiko mengalami penurunan kualitas layanan.

Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya jumlah pasien, menciptakan siklus penutupan yang semakin buruk.

Berdasarkan tren saat ini, jumlah fasilitas yang tutup atau bangkrut diperkirakan mencapai 1.000 pada 2026.

Baca juga:


 

Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.