Otoritas Jepang mengimbau para warga tidak melakukan panic buying atau menimbun barang-barang, seiring gempa yang beberapa kali terjadi belakangan ini.
Mengutip kantor berita AFP Sabtu (10/8/2024), risiko gempa besar dikhawatirkan dapat memicu lonjakan pembelian barang-barang dan kebutuhan sehari-hari.
Badan Meteorologi Jepang memberikan peringatan pertama bahwa gempa besar lebih mungkin terjadi setelah guncangan bermagnitudo 7,1 di selatan Jepang pada Kamis (8/4/2024) yang menyebabkan 14 orang terluka.
Sebuah supermarket di Tokyo pada Sabtu, memasang tanda permintaan maaf kepada pelanggan atas kekurangan produk tertentu yang dikaitkan dengan laporan media terkait gempa.
Tertulis pada tanda itu bahwa ada potensi pembatasan penjualan dan air minum kemasan sudah dijatah karena stoknya tidak stabil.
Sementara itu, situs web Jepang Rakuten menunjukkan terdapat barang paling banyak dicari di situ yaitu toilet portabel, makanan kaleng, dan air minum kemasan.
Baca juga: Wajib Tahu Peringatan Dini Gempa Bumi di Jepang
Di Tokyo, beberapa warga meningkatkan kesiapsiagaan bencana mereka.
Karyawan bar Kokoro Takeuchi mengatakan, dia telah memesan air minum kemasan secara daring setelah gempa pada Kamis.
"Saya sangat khawatir," kata wanita berusia 27 tahun itu kepada AFP.
"Bar tempat saya bekerja berada di bawah tanah, jadi jika gempa terjadi tiba-tiba, ada kemungkinan besar kami tidak dapat melarikan diri. Jadi saya telah mencoba mencari cara terbaik untuk mengungsi," katanya.
Namun, warga lain ada juga yang lebih pasrah jika gempa besar itu terjadi.
"Tentu saja saya khawatir, tetapi terlalu banyak berpikir tentang hal itu tidak akan membawa kamu ke mana pun," kata pekerja perusahaan Mika Nakagawa (34) kepada AFP.
"Jika gempa besar itu terjadi, ya sudah terjadi saja," katanya.
Beberapa pengecer di sepanjang garis pantai Pasifik juga mengatakan bahwa ada kenaikan permintaan barang yang berkaitan dengan bencana.
Baca juga: Ini Hal yang Disiapkan Orang Jepang Sebelum Menghadapi Gempa
Gempa besar berisiko kecil terjadi
Imbauan pertama tentang adanya gempa besar dari Badan Meteorologi Jepang menyangkut "zona subduksi" Palung Nankai di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik, tempat gempa bumi besar pernah terjadi di masa lalu.
Wilayah ini pernah dilanda gempa dahsyat bermagnitudo delapan atau sembilan setiap satu atau dua abad.
Pemerintah pusat sebelumnya memperkirakan gempa dahsyat berikutnya akan terjadi dalam 30 tahun ke depan dengan probabilitas sekitar 70 persen.
Walau para pakar menekankan bahwa risikonya dapat meningkat, tetapi tetap pada level rendah.
Kementerian pertanian dan perikanan menghimbau masyarakat untuk tidak menimbun barang secara berlebihan.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 5,3 mengguncang wilayah Kanagawa dekat Tokyo pada Jumat (9/8/2024).
Hal itu memicu alarm darurat di telepon seluler dan menghentikan sementara operasi kereta cepat.
Sebagian besar seismolog yakin guncangan pada Jumat tidak memiliki hubungan langsung dengan gempa besar Palung Nankai dengan alasan jarak.
Di platform media sosial X, kiriman spam yang memanfaatkan ketakutan akan gempa besar tersebut menjamur dengan cepat.
Lembaga penyiaran publik NHK mengatakan spam yang disamarkan sebagai kiat bermanfaat terkait gempa diposting setiap beberapa detik di X dengan tautan yang mengarahkan pengguna ke situs porno atau e-commerce.
Postingan seperti itu semakin mempersulit pengguna untuk mendapatkan informasi asli tentang gempa bumi, kata NHK.
Selain itu, gempa bermagnitudo 7,6 dan gempa susulan yang kuat menghantam Semenanjung Noto di pantai Laut Jepang pada 1 Januari 2024.
Bencana itu menewaskan sedikitnya 318 orang, merobohkan bangunan, dan menghancurkan jalan.
Jepang yang berpenduduk 125 juta orang ini mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahun, sebagian besar gempa bumi tersebut bersifat kecil karena berada di atas empat lempeng tektonik utama.
Baca juga: Informasi Deteksi Gempa Disorot Warganet Indonesia, Ini Cara Jepang Beri Peringatan