Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Budaya Orang Jepang Miringkan Payung Saat Papasan dengan Orang Lain, Kenapa Begitu?

Kompas.com - 23/06/2024, 09:25 WIB

Jepang mempunyai musim yang berbeda-beda, misalnya saja selama musim hujan pada Juni tentunya curah hujan tinggi.

Jika berkunjung ke Jepang saat musim hujan, kamu akan melihat banyak orang berjalan-jalan sambil membawa payung di jalanan.

Salah satu pemandangan yang sangat menarik adalah bagaimana orang secara alami memiringkan payungnya ketika berpapasan dengan orang lain.

Perilaku ini memiliki latar belakang dan alasan budaya yang dalam. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Update Prakiraan Cuaca di Osaka pada 21-27 Juni 2024, Masih Terus Hujan

Alasan Orang Jepang Memiringkan Payung

Di Jepang, pertimbangan dan etika terhadap orang lain sangat dihargai.

Saat berjalan dengan payung di trotoar sempit atau di tempat ramai, payung bisa saling bertabrakan.

Masyarakat Jepang memiringkan payungnya saat melintas untuk menghindari terkena wajah atau tubuh orang lain dan bertabrakan dengan payung lain sehingga keduanya bisa lewat dengan nyaman.

Baca juga: Etika dan Sejarah Budaya Membungkuk yang Sering Dilakukan Orang Jepang

Ilustrasi orang Jepang memiringkan payung saat berpapasan dengan orang lain.
Ilustrasi orang Jepang memiringkan payung saat berpapasan dengan orang lain.

Latar Belakang Etika Pakai Payung di Jepang

Sulit untuk menentukan secara pasti kapan budaya memiringkan payung dimulai.

Namun, semangat etiket dan perhatian terhadap orang lain telah lama ada di Jepang.

Pada zaman Edo (1603-1868), payung sudah umum digunakan dan diyakini bahwa orang-orang tetap berhati-hati saat berpapasan di jalan sempit.

Khususnya, samurai yang sangat menghargai etika, sehingga tindakan memiringkan payung mungkin secara alami menjadi bagian dari perilaku mereka.

Baca juga: Hanakin, Cara Orang Jepang Habiskan Jumat Malam Usai Kerja

Etiket Pakai Payung di Jepang Modern

Bahkan di Jepang modern, etika payung miring masih banyak dipatuhi.

Apalagi di perkotaan yang banyak orang berjalan di trotoar sempit pada jam-jam perjalanan atau waktu sibuk, etika ini sangat penting.

Selain payung miring, payung juga lazim dilipat dan dibawa di kereta dan bus untuk mencegah tetesan air jatuh ke penumpang lain.

Ilustrasi payung dilipat agar air hujan tidak menetes atau mengenai orang lain.
Ilustrasi payung dilipat agar air hujan tidak menetes atau mengenai orang lain.

Saran untuk Pengunjung dari Indonesia

Bagi orang asing yang berkunjung ke Jepang, budaya payung miring ini sekilas terlihat sepele, tetapi sebenarnya melambangkan semangat perhatian dan etiket orang Jepang.

Saat berjalan-jalan di Jepang pada musim hujan, cobalah mempraktikkan etika ini.

Hanya dengan sedikit memiringkan payung, kamu dapat berkomunikasi lebih lancar dengan orang-orang di sekitar dan mendapatkan pengalaman yang lebih nyaman.

Baca juga: Berwisata dan Belanja di Jepang Saat Hari Hujan, Bakal Dapat Diskon dan Hadiah Khusus!

Konten disediakan oleh oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.