OhayoJepang - Bulan Ramadhan tak hanya terasa di Indonesia saja, di Jepang, warga Indonesia juga menjalani bulan suci.
Salah satunya adalah WNI bernama Muhammad Husni Thamrin yang menjalani bulan Ramadhan di Osaka, Jepang.
Husni bercerita bagaimana bulan Ramadhan ini ia jalani di Negeri Sakura.
“Di Osaka baru pertama kali, karena saya baru pindah di Osaka. Jadi nanti tahun ini akan Lebaran di Osaka,” ujarnya melalui pertemuan daring dengan Ohayo Jepang, belum lama ini.
Terkait puasa yang dijalaninya, Husni mengatakan bahwa kebanyakan rekan kerjanya tak tahu jika ia sedang berpuasa.
“Paling ditanya, kok enggak makan. Kalau dijawab, apa itu? Terus mereka tanya, puasa itu apa? Karena agama Islam perintah Tuhan,” katanya.
“Responnya macam-macam, ada yang sudah cukup, ada yang perlu dijelaskan,” imbuhnya.
Di Osaka, Husni dan keluarga juga mengikuti serangkaian kegiatan umat muslim lainnya yang diadakan di Osaka. Seperti pengajian, shalat berjamaah dan lain sebagainya.
Namun ia harus menyisihkan lebih banyak waktu lantaran jarak masjid dan rumahnya yang harus ditempuh dengan kereta.
“Kalau Masjid Indonesia ada di pusat kita di daerah Shinsekai, Osaka. Setiap Sabtu ada seperti pesantren gitu. Kalau dari tempat saya sekitar 1,5 jam naik kereta,” katanya.
Tak seperti di Indonesia, bulan Ramadhan di Jepang mengikuti aliran Islamnya masing-masing.
“Kalau di sini tidak ada yang menentukan, jadi masing-masing orang. Kalau yang NU ya ikut NU, yang Muhamadiyah ya ikut Muhamadiyah. Jadi ngikut yang ada di Indonesia sih,” ujarnya.
Pihak masjid di Jepang juga menerima penyaluran zakat untuk umat muslim di daerahnya.
“Masjid bisa, masjid Indonesia di KBRI Tokyo bisa (zakat), masjid Indonesia di Osaka juga bisa. Atau bisa juga organisasi Islam di Jepang, Muhammadiyah juga ada, NU juga ada,” katanya.
“Biasanya mereka akan sebar poster untuk penunaian ibadah zakat. jadi di grup WA dan IG itu biasanya sudah disebar sejak awal bulan Ramadhan,” imbuhnya.