OhayoJepang - Apa yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata “Salary-man”? Kata ini sebenarnya sebuah kata dalam Bahasa Inggris yang dibuat oleh orang Jepang untuk merujuk pada pria pekerja kantoran. Salary-man ini sendiri memiliki kesan seseorang yang selalu mengenakan setelan jas, pekerja keras, dan banyak lembur. Seperti apa kegiatan rutin mereka? Berikut ulasannya
Persiapan dan perjalanan ke kantor
Negara Jepang terkenal dengan budaya tepat waktu. Oleh karena itu, para pekerja akan bangun lebih pagi agar bisa datang ke kantor tepat pada waktunya. Di kota besar seperti Tokyo, tempat tinggal pekerja ke kantor biasanya berjarak 40 sampai 60 menit dengan kereta.
Sebagian besar jam kerja perusahaan di Jepang dimulai dari jam 08.30 sampai 09.30, sehingga pada jam 07.00 sampai 08.30 biasanya kereta di kota besar seperti Tokyo akan dipenuhi dengan pekerja yang berangkat ke kantor. Jam kantor ini dikenal sebagai “rush hour” di Jepang.
Kegiatan di kantor
Sepuluh sampai 15 menit sebelum jam kantor dimulai, biasanya orang Jepang sudah ada di tempat duduknya. Mereka biasanya akan bekerja tanpa mengobrol sampai dengan jam makan siang yaitu tepat pada jam 12.00. Bila tidak ada lembur, pekerja akan pulang kantor sekitar jam 17.30 sampai 18.30.
Kegiatan minum-minum (nomikai)
Setelah jam kantor selesai, mereka biasanya pergi minum bersama rekan kerja atau klien. Kebanyakan dari pekerja ini pergi minum setelah jam kerja. Namun tidak semua orang melakukannya setiap hari. Biasanya mereka tidak hanya pergi ke satu tempat untuk minum, melainkan ke tempat lainnya atau disebut nijikai yang berarti “ronde kedua”. Kadang minum-minum ini diakhiri oleh karaoke.
(Baca: Tradisi Minum-minum Selepas Bekerja di Jepang, Ini Pentingnya Ikut “Nomikai”)
Kegiatan minum-minum ini biasanya berakhir berdekatan dengan jam kereta terakhir, biasanya sekitar jam 23.00. Perlu dicatat kebiasaan minum-minum setelah kerja ini berubah seiring berjalannya waktu. Sebagian besar pekerja Jepang berusia muda tidak menyukai kegiatan ini.