Sen Genshitsu, maestro upacara teh Jepang, wafat dalam usia 102 tahun pada Kamis (14/8/2025).
Sebagai mantan grand master Urasenke, salah satu sekolah upacara teh terkemuka di Jepang, Genshitsu dikenal luas karena filosofi perdamaian melalui semangkuk teh.
Selama hidupnya, ia mengunjungi lebih dari 60 negara untuk memperkenalkan tradisi teh sekaligus menjembatani hubungan antarbangsa.
Perjalanan hidupnya mencerminkan perubahan besar.
Dari masa mudanya sebagai calon pilot kamikaze pada Perang Dunia II, hingga menjadi simbol diplomasi budaya yang membawa nama Jepang ke dunia.
Menurut Kyodo News (14/8/2025), kepergiannya meninggalkan warisan penting dalam dunia seni upacara teh dan misi perdamaian internasional.
Baca juga:
- Demam Matcha Global, Petani Teh Jepang Kewalahan Penuhi Permintaan
- Perjuangan Kebun Teh di Jepang Hadapi Dampak Tarif Impor Trump pada Matcha Global
- Pencinta Teh Jepang Wajib Tahu! Musim Shincha dan Serunya Petik Daun Teh Segar
Dari Calon Pilot Perang Jadi Pemimpin Sekolah Upacara Teh
Sen Genshitsu lahir di Kyoto pada 1923 dalam keluarga Urasenke, garis keturunan langsung dari Sen no Rikyu (1522–1591), tokoh yang memperbarui estetika upacara teh berbasis filosofi wabi.
Pada 1943, ia direkrut ke Angkatan Laut Kekaisaran Jepang melalui program mobilisasi mahasiswa saat masih kuliah di Universitas Doshisha.