Suka dan Duka Petani Jepang Asal Indonesia Selama Lebih dari 20 Tahun

Sejumlah petani asal Indonesia di Matsubara Farm, Selasa (20/5/2025). DOK. PRIBADI LINA ROKAYAH

Lina Rokayah, petani asal Indonesia yang dikenal dengan sapaan Rina, berbagi kisah tentang suka dan duka menjalani profesi sebagai petani di Jepang sekaligus mengelola Matsubara Farm.

Meskipun telah menjalani profesi ini selama lebih dari 20 tahun, ia mengakui bahwa manajemen waktu antara pekerjaan sebagai petani dan peran sebagai ibu rumah tangga masih sering menjadi tantangan.

“Suka dukanya, teteh juga kan sebagai ibu rumah tangga. Jadi, kalau di Jepang itu ibu rumah tangga rata-rata tidak mempunyai asisten rumah tangga sehingga harus bisa manage antara urusan rumah dengan pekerjaan,” ujarnya kepada Ohayo Jepang, Selasa (20/5/2025).

Kemudian, para pekerja yang berasal dari Indonesia sering kali mengalami kerinduan terhadap keluarga (homesick) karena jarak yang jauh.

Pekerja yang ditempatkan di berbagai daerah di Prefektur Toyama juga dituntut memiliki ketahanan fisik yang kuat dalam menjalani pekerjaan.

Terlebih lagi, di Jepang yang memiliki empat musim, pekerjaan pertanian tetap berlangsung sepanjang tahun.

“Siapkan dulu mental kita dan fisik kita karena Jepang punya empat musim ya, kalau musim panas benar-benar panas. Tapi walaupun begini kan tetap harus kerja ke ladang,” tuturnya.

Sementara itu, musim dingin di Jepang terasa sampai menusuk tulang.

Sebagai pengelola Matsubara Farm yang fokus pada produksi daun bawang, Teh Rina juga menghadapi tantangan berupa krisis tenaga kerja di Jepang.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!