Sake dan shochu, minuman beralkohol khas Jepang ini termasuk ke daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Simak ulasan mengenai sake mulai dari sejarah, pembuatan, jenis, sampai perannya dalam kehidupan dan tradisi sehari-hari melansir kantor berita AFP pada Kamis (5/12/2024).
Baca juga: Mengenal Sake, Minuman Fermentasi Beras asal Jepang yang Mendunia
Sejarah sake
Dalam catatan dari China abad ke-3 yang menggambarkan bahwa orang Jepang menyukai alkohol, dipercaya bahwa orang Jepang mulai menyeduh beras dengan cara sederhana sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Menurut Asosiasi Pembuat Sake dan Shochu Jepang, istana kekaisaran memiliki departemen untuk mengawasi pembuatan sake dan penggunaannya dalam ritual pada sekitar 1000 M.
Teknik pembuatan sake multi-tahap yang masih digunakan hingga saat ini diperkirakan telah ada sekitar tahun 1700-an.
Saat ini, ada sekitar 1.400 pabrik sake di Jepang.
Shochu, yang juga ditambahkan ke daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada Rabu (4/12/2024), adalah minuman beralkohol yang disuling dari berbagai bahan seperti ubi jalar, terutama di Jepang barat daya.
Pembuatan sake
Sake lebih kuat dari bir atau wine yang terbuat dari anggur, tetapi lebih lemah dari shochu.
Sake terbuat dari fermentasi beras khusus berbulir lebih besar dan lebih bulat daripada varietas yang dimakan sehari-hari.
Pertama, bulir-bulir tersebut dipoles untuk menghilangkan lapisan luar, sehingga terlihat inti putih yang menyerap air dan kaya akan pati.