Sejarah Sumo Jepang, Bagian Ritual Shinto Sejak Sebelum Masehi

Grand master sumo kelahiran Mongolia Terunofuji memasuki ring pada Turnamen Sumo Besar Tahun Baru di Tokyo. Terunofuji memutuskan untuk pensiun, sesuai pernyataan Asosiasi Sumo Jepang pada 16 Januari 2025.(Foto ini diambil pada 12/1/2025) JIJI PRESS VIA AFP

Sumo bukan sekadar olahraga di Jepang, melainkan bagian dari budaya yang sudah melekat erat sejak ribuan tahun lalu.

Gulat tradisional ini bahkan dianggap sebagai olahraga nasional Negeri Sakura.

Setiap tahunnya, Jepang rutin menggelar enam turnamen sumo besar pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, September, dan November. 

Turnamen sumo besar berikutnya di Jepang adalah Natsu Basho (Turnamen Musim Panas) pada 11 hingga 25 Mei 2025 di Ryōgoku Kokugikan, Tokyo.

Sumo Berakar dari Kepercayaan Shinto

Melansir World History Encyclopedia, sumo memiliki sejarah panjang yang berakar dari kepercayaan Shinto. 

Konon, olahraga ini sudah ada sejak periode Yayoi (sekitar 300 SM–300 M). 

Pada masa itu, sumo lebih dari sekadar hiburan. Ini merupakan bagian dari ritual untuk memanggil atau menghadapi roh dan dewa-dewi.

Nama pesumo pertama yang tercatat dalam sejarah Jepang adalah Nomi no Sukune.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!