Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Tambang Sado di Jepang Ditambahkan ke Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

Kompas.com - 29/07/2024, 15:07 WIB

Tambang emas dan perak Sado di Jepang telah ditambahkan ke daftar Warisan Dunia UNESCO pada Sabtu (27/7/2024) setelah Korea Selatan mencabut keberatan sebelumnya terhadap pencantumannya.

Mengutip kantor berita AFP pada Sabtu (27/7/2024), tambang Sado diyakini telah mulai beroperasi sejak abad ke-12 dan berproduksi hingga setelah Perang Dunia II.

Jepang telah mengajukan permohonan tambang Sado untuk dicantumkan sebagai Warisan Dunia karena sejarahnya yang panjang.

Selain itu, tambang Sado menggunakan teknik penambangan artisanal yang digunakan di sana pada saat tambang-tambang Eropa telah beralih ke mekanisasi.

Usulan tersebut ditentang oleh Seoul ketika pertama kali diajukan karena penggunaan tenaga kerja paksa Korea selama Perang Dunia II. Saat itu Jepang menduduki semenanjung Korea.

Baca juga: 6 Fakta Gunung Fuji, Jadi Situs Warisan Dunia Sampai Pernah Meletus

UNESCO mengonfirmasi pencantuman tambang tersebut pada pertemuan komite yang sedang berlangsung di New Delhi pada Sabtu (27/7/2024).

Hal itu dilakukan setelah tawaran tersebut menyoroti pelestarian arkeologisnya atas kegiatan penambangan serta organisasi sosial dan tenaga kerja.

"Saya ingin menyambut baik pencantuman ini dan memberikan penghormatan yang tulus atas upaya jangka panjang masyarakat setempat yang memungkinkan hal ini," kata Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa dalam sebuah pernyataan.

Upaya Warisan Dunia ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, sebagian terinspirasi oleh keberhasilan pengakuan tambang perak di wilayah Shimane, Jepang barat.

Kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan telah menyetujui pencantuman tersebut dengan syarat tertentu.

Jepang melaksanakan rekomendasi Korea Selatan untuk mencerminkan sejarah lengkap di lokasi Tambang Emas Sado dan mengambil tindakan proaktif untuk tujuan tersebut.

Sejarawan berpendapat bahwa kondisi perekrutan di tambang tersebut secara efektif merupakan kerja paksa.

Menurut sejarawan pekerja Korea menghadapi kondisi yang jauh lebih keras daripada rekan-rekan mereka di Jepang.

"Diskriminasi memang ada," kata Toyomi Asano, seorang profesor sejarah politik Jepang di Universitas Waseda Tokyo, kepada AFP pada 2022.

"Kondisi kerja mereka sangat buruk dan berbahaya. Pekerjaan yang paling berbahaya diberikan kepada mereka."

Rapat komite UNESCO masih akan berlangsung hingga Rabu (31/7/2024).

Baca juga: Berwisata ke Jepang, Berikut Situs Warisan UNESCO di Wilayah Jepang

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.