Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Menyantap Tempura di Restoran Legendaris di Tokyo, Duduk Lesehan Makan Gorengan ala Jepang

Kompas.com - 24/Jun/2024, 11:05 WIB
Restoran Sansada di Tokyo, Jepang; menyajikan beragam tempura seperti udang, terong, paprika, dan kakiage. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Lihat Foto
Restoran Sansada di Tokyo, Jepang; menyajikan beragam tempura seperti udang, terong, paprika, dan kakiage. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Bila mendengar kata tempura, udang goreng tepung berbentuk lurus, bakal terlintas dalam kepala saya.

Sampai setidaknya tiga tahun lalu, saya akhirnya memahami bahwa tempura berarti gorengan bertepung yang bisa terbuat dari udang, ayam, bahkan sayur dan sushi.

Saya begitu penasaran dengan tempura yang benar-benar khas Jepang mulai dari bahan, rasa, dan tampilan.

Baca juga: Tempura Bukan Makanan Asli Jepang, Ini Sejarah Panjangnya

Restoran Sansada menyajikan beragam tempura khas Jepang. Lokasi Restoran Sansada tepat di dekat Gerbang Kaminarimon Kuil Senso-ji. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Restoran Sansada menyajikan beragam tempura khas Jepang. Lokasi Restoran Sansada tepat di dekat Gerbang Kaminarimon Kuil Senso-ji. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Menjawab rasa penasaran itu, saya berkesempatan mencoba tempura langsung di restoran tempura tertua di Jepang bernama Sansada.

Restoran Sansada di Asakusa, Tokyo, Jepang; sudah berdiri sejak zaman Edo pada 1837. Artinya, restoran tempura legendaris ini eksis selama 187 tahun sampai sekarang.

Sangat mudah menemukan Restoran Sansada karena terletak di dekat Gerbang Kaminarimon Kuil Senso-ji.

Baca juga: 5 Kuil di Jepang yang Wajib Dikunjungi, Bukan Cuma Senso-ji

Display menu makanan terbuat dari lilin di depan Restoran Sansada yang menjual beragam tempura di Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Display menu makanan terbuat dari lilin di depan Restoran Sansada yang menjual beragam tempura di Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Di depan restoran terdapat display menu yang terbuat dari lilin, bentuknya mirip makanan aslinya. Suatu budaya di Jepang yang menakjubkan bagi saya!

Restoran tampak tenang walau sedang jam makan siang. Waktu itu saya masuk sekitar pukul 12.00 siang. Saya baru tahu kemudian bahwa restoran belum ramai karena baru saja buka.

Saya pun naik ke lantai dua, lalu masuk ke ruang makan lesehan khas Jepang dengan ukuran cukup untuk sekitar 7-10 orang.

Baca juga: Seni Membuat Makanan Palsu di Jepang, Apa itu?

Boneka khas Jepang dan guci menghiasi interior Restoran Sansada yang menjual beragam tempura di Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Boneka khas Jepang dan guci menghiasi interior Restoran Sansada yang menjual beragam tempura di Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Sembari menunggu tempura datang, saya sempatkan mengagumi interior ruangan ini.

Lantai terbuat dari kayu dengan pintu geser yang biasa ditemui di rumah tradisional Jepang.

Di atas sebuah meja terdapat boneka perempuan mengenakan pakaian tradisional Jepang. Ada pula guci di sebelahnya. Menarik sekali!

Belum selesai mengagumi keseluruhan ruangan, pelayan mulai menyajikan makanan.

Baca juga: Daun Maple Dimakan Sejak 1.300 Tahun Lalu, Uniknya Tempura Momiji di Osaka

Satu paket makanan disajikan bersama tempura di Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Satu paket makanan disajikan bersama tempura di Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Bukan tempura yang pertama disajikan melainkan nasi, sup miso, tamago, acar lobak, semangkuk kecil sayur, shoyu, dan ocha.

Sekitar 10 menit kemudian, tempura dihidangkan. Piring hitam merah diberi alas tisu makan dengan tempura udang, paprika hijau, terong, dan kakiage.

Adonan tepung tempura terlihat tipis sehingga sayurnya kelihatan.

Tak pelak, saya mengambil udang yang kala itu bentuknya lurus dan lemas, tidak seperti bayangan saya.

Tempura udang di sini tidak sama dengan yang pernah saya makan di Indonesia.

Tempura udang di Indonesia cenderung tegak lurus dengan udang besar dan tepung agak tebal, serta tekstur udangnya empuk plus luarnya renyah.

Tempura udang khas Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Tempura udang khas Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Sementara, tempura yang saya santap di Sansada tidak renyah. Lapisan tepungnya tidak garing.

Terkait rasa; lapisan tepungnya tak berasa apa-apa. Ketika mengigit udang, bakal terasa gurih tipis khas udang.

Ketika menyantap terong dan paprika, rasa kedua sayur ini tidak pahit. Enak saja seperti gorengan pada umumnya.

Selanjutnya ada kakiage yang sekilas mirip dengan bakwan di Indonesia. Teksturnya lebih renyah dan rasanya cenderung agak gurih.

Tamago khas Jepang di Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Tamago khas Jepang di Restoran Sansada, Asakusa, Tokyo, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Selain tempura, saya juga menghabiskan hidangan lain. Misalnya saja tamago, rasanya cenderung manis.

Saya sendiri terbiasa menyantap olahan telur di Indonesia dengan rasa gurih atau pedas sehingga tamago ini pengalaman baru bagi saya.

Tak lupa, sup miso pun habis tak bersisa. Rasanya yang khas, gurih dan agak manis selalu menjadi comfort food saya selama trip di Jepang.

Usai semua hidangan habis, saya melanjutkan menjelajahi Restoran Sansada selagi tak banyak pengunjung.

Suatu saat, saya akan kembali ke sini dan menjajal varian tempura lain!

Baca juga: Sedang Musim! 3 Makanan yang Wajib Dicoba di Jepang Pada Bulan Juni

Alamat 1-2-2 Asakusa, Taito-ku, Tokyo, Jepang
Harga 1 set tempura mulai dari 2.180 yen atau Rp 225.000-an
Harga selengkapnya di Tempura-sansada.co.jp/all-menu-en.html
Jam operasional 11.00-20.30 waktu setempat
Akses 1 menit jalan kaki dari Stasiun Asakusa Exit 1 jalur Tokyo Metro Ginza
3 menit jalan kaki dari Stasiun Asakusa Exit A4 jalur Toei Subway Asakusa
3 menit jalan kaki dari Stasiun Tobu Asakusa jalur Tobu Asakusa
Parkir Tidak ada (disarankan naik transportasi umum)
Situs Tempura-sansada.co.jp/index-en.html

 

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads