Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Pengalaman Orang Jepang Menjadi Host Family untuk Remaja Muslim

Kompas.com - 9/Feb/2020, 19:12 WIB
Interior Masjid Tokyo Camii di Jepang.
Lihat Foto
Interior Masjid Tokyo Camii di Jepang.

OhayoJepang - Saya adalah seorang mahasiswi tahun pertama Universitas Keio, Jepang. Pada April 2019 kemarin, saya mulai berkuliah di universitas ini.

Tak hanya itu, saya mendapatkan kesempatan untuk mempelajari budaya dan kebiasaan hidup orang Muslim dari seorang warga negara Indonesia. 

Pada Juni kemarin, seorang kenalan menawarkan saya untuk menjadi Host Family seorang murid SMA Amerika Serikat yang beragama Islam dan keturunan Maroko. Ia sedang belajar bahasa Jepang. 

Baca juga: Panduan Mencari Masjid dan Musola di Jepang

Bersama dengan ayah dan ibu saya, kami memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. 

Ibu saya bekerja seorang ahli gizi dan memiliki ketertarikan dengan makanan halal  dan ayah saya sama sekali tidak mengerti apapun mengenai Islam. 

Pada awalnya, kami merasa agak khawatir akankah semuanya berjalan dengan lancar karena perbedaan makanan dan kebiasaan hidup. 

Namun, semua kekhawatiran tersebut hilang setelah melihat karakter Marwa yang ceria. 

Sama dengan anak SMA pada umumnya, Marwa sangat suka bercerita dan sangat aktif. Pada saat di rumah dia selalu mengajak kami sekeluarga berbicara. 

Walaupun dia sedang belajar, tetapi dia belum bisa dibilang dapat berbicara dalam bahasa Jepang dengan lancar. 

Namun, saya sangat terkesan dengan usahanya untuk berkomunikasi dengan kami, terutama figur dia yang tetap berusaha keras untuk mengobrol dengan ayah saya. 

Ayah saya tidak bisa bahasa Inggris sama sekali. Marwa berusaha berkomunikasi dengannya menggunakan bahasa tubuh ataupun figurnya yang mengatakan “Tadaima” saat pulang ke rumah kami. 

Marwa tertarik dengan budaya dan tradisi masakan Jepang. Saat makan di restoran yakiniku dekat rumah pun, dia sangat menikmati makan semua daging selain daging babi. 

Selain itu, di dekat tempat dia belajar bahasa Jepang pun terdapat restoran ramen halal yang sering dia datangi. 

Lalu, dia juga sangat suka dengan Tapioka yang sedang booming di Jepang. Namun, ada satu hal yang sekarang pun saya ingat, suatu hari dia pergi main bersama teman yang dia dapat di Jepang. 

Lalu, baju putihnya kotor karena ketumpahan minuman tapioka, dan dia bilang ‘‘Saya tidak mau minum Tapioka lagi!‘‘.

Marwa pergi ke berbagai tempat sendirian. Pagi hari Marwa belajar di sekolah bahasa Jepang.

Pada siang harinya, dia pergi jalan-jalan ke berbagai tempat, seperti Asakusa dan Ginza dengan menggunakan Google Map. 

Pada suatu hari, dia pernah pulang jauh melewati jam malamnya. Alasannya adalah dia salah turun satu stasiun dan berputar-putar tanpa arah selama berjam-jam.

Saat itu dia minta bantuan ke petugas stasiun dan orang-orang sekitar, dan akhirnya bisa sampai ke rumah.

Melihat pengalaman Marwa ini, saya ingin mengatakan kepada pembaca untuk berhati-hati saat ke Jepang karena kereta Jepang membingungkan. 

Kesan saya sangat kuat terhadap Marwa sebagai seorang Muslim adalah saat saya mengajaknya ke Masjid Tokyo Cami.

Baca juga: Pengalaman Menjelajahi Keindahan Masjid Tokyo Camii

Selama tinggal bersama kami tidak begitu sadar dengan agama Islamnya Marwa, tetapi semua itu berubah begitu kami melihat sikap dia yang berubah drastis begitu masuk ke Masjid.

Marwa yang masuk ke tempat solat menggunakan Hijab yang disediakan oleh Masjid, dan entah mengapa ada perasaan berbeda dari sosoknya tersebut.

Kemudian, Marwa beribadah selama 30 menit.  Di sini saya merasakan sedikit ikatan antara orang Muslim dengan Tuhannya. 

Melalui pengalaman Host Family ini, saya merasa mengenal kekhusyukan agama islam. Meskipun berada di lingkungan yang berbeda dengan biasanya dan juga harus melakukan toleransi budaya yang berbeda, dia tetap punya pegangannya sendiri.

Dengan melihat Marwa saya bisa merasakan langsung bagian menarik dari agama Islam, dan merasa satu bulan ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. 

Artikel ini ditulis oleh mahasiswa yang tergabung dalam Muslim Symbiosis Project Nonaka Lab dari Keio University kampus Shonan Fujisawa. Muslim Symbiosis Project Nonaka Lab merupakan sebuah kelompok penelitian mahasiswa yang ada di kampus Shonan Fujisawa Keio University. 

Kelompok ini memiliki tujuan berupa pemberian Omotenashi (Japan’s Hospitality) kepada orang Muslim baik yang sedang berwisata ataupun berkunjung ke Jepang. Mereka membagikan informasi mengenai restoran ramah muslim melalui berbagai media seperti guidebook, aplikasi, Facebook dan Youtube. Saat ini, terdapat 20 mahasiswa yang tergabung dari tahun pertama sampai tahun ke-4 yang tergabung dalam kelompok penelitian ini.   

Nonaka Lab HP:
https://nonakalab.sfc.keio.ac.jp/homepage/index.html (Japanese)
https://nonakalabproject.wixsite.com/nonakalabactivity/link (English)
facebook (Welcome Muslim Friends)
Youtube (Nonaka lab. channel)

Karaksa Media Partner

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.