Belajar Bahasa Jepangnya Hujan Deras sampai Gerimis, Ada Banyak Sebutan Hujan

Suasana Shibuya saat hujan turun, banyak orang menggunakan payung. PEXELS/ALEX KNIGHT

Bulan Juni di Jepang menjadi awal musim hujan atau tsuyu (梅雨), ditandai dengan hujan yang sering dan terus-menerus.

Berbicara mengenai hujan, ada banyak sebutan hujan dalam Bahasa Jepang.

Dalam Bahasa Indonesia, ada beberapa sebutan hujan misalnya gerimis yang berarti hujan perlahan. Begitu pula di Jepang, ada sebutan tersendiri untuk gerimis sampai hujan deras.

Masing-masing sebutan itu mengungkapkan pemandangan saat hujan dan emosi yang berbeda. Yuk, belajar bahasa Jepang!

Tsuyu (梅雨)

Tsuyu mengacu pada musim hujan panjang yang datang pada awal musim panas di Jepang. Biasanya berlangsung dari Juni hingga Juli.

Tingkat kelembapan pada periode ini tinggi dan sering turun hujan terus menerus.

Tsuyu menjadi waktu yang penting untuk bercocok tanam agar bisa merasakan hasil alam.

Kosame (小雨)

Kosame mengacu pada hujan halus dan ringan.

Kamu tidak akan kebasahan bila berjalan-jalan saat kosame walau tanpa menggunakan payung.

Bahkan, berjalan saat kosame seringkali membawa rasa tenang dan rileks.

Baca juga: Nama Lain Bulan Juni dalam Bahasa Jepang, Kenapa Disebut Bulan Tanpa Air padahal Musim Hujan?

Kirisame (霧雨)

Kirisame mengacu pada hujan yang sehalus kabut.

Hal ini ditandai dengan butiran air hujan halus yang membuat pemandangan menjadi kabur.

Kirisame menciptakan suasana magis dan dapat mengubah pemandangan.

Gouu (豪雨)

Gouu mengacu pada hujan yang sangat lebat.

Curah hujan dalam jumlah besar dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Selama gouu, penting untuk memastikan keamanan saat berada di luar rumah.

Yuudachi (夕立)

Yuudachi mengacu pada hujan deras yang tiba-tiba turun di malam hari selama musim panas.

Seringkali hujan berhenti dalam waktu singkat. Setelah hujan, angin sejuk bertiup sehingga menurunkan suhu.

Terkadang, pelangi yang indah muncul di langit setelah yuudachi.

Baca juga: Bagaimana Bunyi Hujan di Jepang? Yuk Belajar Onomatopoeia Ini...

Amaoto (雨音)

Amaoto mengacu pada suara hujan yang menerpa atap atau jendela. Suara ini memiliki irama yang menyenangkan dan menimbulkan efek relaksasi.

Ada banyak karya puisi dan musik Jepang yang bertemakan amaoto.

Amayadori (雨宿り)

Amayadori mengacu pada berlindung sementara sampai hujan berhenti.

Orang di Jepang biasanya berteduh di bawah atap kuil atau peron stasiun kereta api.

Sembari berteduh, kamu bisa menikmati pemandangan atau berbincang dengan teman.

Sukōru (スコール)

Sukoru mengacu pada hujan lebat yang datang tiba-tiba disertai angin kencang.

Hal ini sering terjadi di daerah tropis dan dapat menyebabkan curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat.

Samidare (五月雨)

Samidare mengacu pada hujan panjang yang turun pada bulan kelima kalender lunar lama (sekitar bulan Juni pada kalender saat ini).

Sebutan samidare juga digunakan sebagai nama lain untuk musim hujan yang ditandai dengan hujan terus menerus dan lembut.

Samidare yang membangkitkan rasa tenang ini sering muncul dalam puisi dan sastra Jepang.

Beragam sebutan hujan dalam Bahasa Jepang menggambarkan ekspresi dan perasaan yang membuat kita merasakan keselarasan dengan alam serta pergantian musim.

Tak heran, sebab hujan memainkan peran yang sangat penting dalam keempat musim di Jepang.

Salah satunya, air hujan begitu penting untuk pertumbuhan dan kesuburan tanaman hijau yang menghasilkan pemandangan indah di Jepang.

Coba praktikkan sebutan hujan di atas saat kamu berada di Jepang. Dijamin bikin orang Jepang terkesan!

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!