Karaoke merupakan hobi yang digemari di seluruh dunia dan memiliki tempat khusus di hati banyak orang, khususnya di negara-negara seperti Jepang dan Indonesia.
Karaoke berasal dari Jepang yang telah berkembang menjadi fenomena budaya. Karaoke tidak hanya menawarkan hiburan melainkan juga pengalaman sosial yang unik.
Di Jepang, karaoke sangat melekat dalam budaya kerja, sering kali berfungsi sebagai aktivitas yang mempererat hubungan antar-rekan kerja setelah jam kerja.
Ohayo Jepang akan membahas nuansa dan perbedaan budaya karaoke di Jepang dan Indonesia
Apa yang membuat masing-masing berbeda dan menarik bagi para penggemarnya? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Cara Cairkan Suasana di Jepang, Bicarakan Cuaca Jadi Norma Budaya
Budaya karaoke: Jepang vs Indonesia
Karaoke lebih dari sekadar bernyanyi mengikuti alunan lagu favorit.
Karaoke sudah menjadi aktivitas sosial yang memungkinkan orang untuk bersantai, bersenang-senang dengan teman, dan menghilangkan stres.
Di Jepang, karaoke menjadi budaya yang signifikan.
Biasanya, negara lain mengenakan tarif karaoke per ruangan.
Namun, tarif karaoke di Jepang sering kali dihitung per orang dengan tarif yang bervariasi tergantung pada waktu pagi, siang, atau malam.
Sesi malam cenderung lebih mahal, mencerminkan popularitasnya sebagai aktivitas malam hari.
Salah satu fitur menonjol dari tempat karaoke Jepang adalah penyediaan bar minuman, pengunjung dapat menikmati minuman sepuasnya sambil bernyanyi sepuasnya.
Pendekatan yang menyeluruh ini meningkatkan suasana sosial, menjadikannya tempat yang ideal untuk pertemuan dan perayaan kelompok
Namun, tidak semua tempat karaoke Jepang menawarkan layanan tersebut.
Beberapa tempat karaoke mungkin mengharuskan pengunjung untuk membeli minuman saat masuk atau mengonsumsi makanan dan minuman secara terpisah.
Baca juga: Hanakin, Cara Orang Jepang Habiskan Jumat Malam Usai Kerja
Aspek menarik lain dari budaya karaoke di Jepang adalah diterimanya sesi karaoke sendirian.
Hal itu telah menjadi tren yang diterima secara luas dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak orang pergi ke karaoke sendirian tanpa merasa malu. Inilah bukti budaya Jepang yang menikmati waktu pribadi dan hobi secara mandiri.
Penerimaan ini menumbuhkan lingkungan yang ramah bagi pengunjung solo, mendorong orang untuk menikmati kecintaan mereka pada bernyanyi tanpa perlu ditemani.
Karaoke solo memang hal yang umum di Jepang, tetapi secara umum karaoke masih dinikmati dalam kelompok besar seperti dengan teman atau rekan kerja.
Sebaliknya, tempat karaoke di Indonesia berbeda dalam beberapa hal utama. \
Biaya karaoke umumnya dibebankan per ruangan dengan tarif yang bervariasi berdasarkan hari kerja atau akhir pekan.
Semakin banyak orang dalam satu kamar, semakin murah biaya per orang.
Hal itu merupakan strategi penetapan harga yang mendorong partisipasi kelompok dan menjadikan karaoke pilihan populer untuk acara akhir pekan dan kumpul-kumpul sosial.
Tidak seperti Jepang, tempat karaoke di Indonesia biasanya tidak menyediakan opsi minum sepuasnya.
Pelanggan diharuskan membeli makanan dan minuman secara terpisah.
Hal itu berkontribusi pada dinamika sosial yang berbeda, kesenangan lebih berpusat pada perusahaan dan bukan pada fasilitas yang disediakan oleh tempat tersebut.
Selain itu, karaoke sendirian di Indonesia kurang umum dan sering dianggap tidak biasa.
Orang Jepang yang menghormati pengunjung karaoke solo karena kemandiriannya.
Sebaliknya, orang Indonesia cenderung menganggap karaoke sebagai aktivitas sosial yang paling baik dinikmati bersama teman atau keluarga.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, pengalaman karaoke di Jepang dan Indonesia menawarkan perspektif unik tentang aktivitas populer ini.
Budaya karaoke di Jepang menekankan pada kesenangan individu, menawarkan berbagai tingkatan harga dan fasilitas seperti bar minuman untuk meningkatkan pengalaman sosial.
Karaoke dinikmati sebagai bagian dari budaya kehidupan kerja, di hadapan rekan kerja, teman, atau bahkan sendirian.
Sebaliknya, budaya karaoke di Indonesia lebih berfokus pada dinamika kelompok, dengan harga berdasarkan kamar dan ketergantungan pada layanan makanan dan minuman eksternal.
Meskipun karaoke sendirian kurang umum, penekanannya tetap pada menikmati aktivitas dalam konteks sosial.
Pada akhirnya, baik di Jepang maupun Indonesia, esensi karaoke tetap universal yaitu tentang bersenang-senang, melepaskan diri, dan berbagi momen yang tak terlupakan dengan teman atau orang terkasih.
Selama berfungsi sebagai tempat untuk menghilangkan stres dan bersenang-senang, karaoke terus menjadi aktivitas budaya yang dihargai di kedua negara dan sekitarnya.
Baca juga: Budaya Orang Jepang Miringkan Payung Saat Papasan dengan Orang Lain, Kenapa Begitu?
Ulasan di atas disampaikan oleh Axel, seorang pekerja kantoran Indonesia di Tokyo. Hobinya bernyanyi, mendengarkan musik, dan berjalan-jalan di kota.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2024)