Di salah satu kelas bahasa Jepang, saya mendapatkan pengalaman mencerahkan sekaliugus lucu yang memperdalam pemahaman saya tentang perbedaan budaya dan bahasa Jepang.
Guru kami meminta kami menuliskan nama-nama binatang dalam bahasa Jepang tanpa menggunakan kamus atau alat terjemahan online apapun.
Latihan sederhana ini berubah menjadi pelajaran berkesan tentang onomatope dan nuansa budaya Jepang.
Baca juga: Bagaimana Bunyi Hujan di Jepang? Yuk Belajar Onomatopoeia Ini...
Kejadian Lucu di Kelas Bahasa Jepang
Saat latihan, teman saya dari Korea mencoba menyebutkan berbagai nama binatang dalam bahasa Jepang, tetapi kami semua bingung.
Dalam upayanya membantu, dia mulai meniru suara hewan-hewan ini.
Hal ini menimbulkan banyak tatapan bingung dan tawa ketika kami menyadari bahwa suara binatang berbeda secara signifikan dari satu negara ke negara lain.
Suasana kelas semakin meriah karena kami semua mulai menirukan suara binatang dari negara masing-masing.
Baca juga: Belajar Bahasa Jepangnya Hujan Deras sampai Gerimis, Ada Banyak Sebutan Hujan
Belajar Suara Hewan dalam Bahasa Jepang
Akhirnya, kami meminta bantuan guru kami. Beliau menjelaskan tentang bunyi-bunyi onomatope bahasa Jepang untuk berbagai suara hewan.
Kami membandingkannya dengan bunyi-bunyian yang kami ketahui dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa perbedaan menariknya:
1. | Niwatori (にわとり) = ayam | |
Bahasa Indonesia | kukuruyuk | |
Bahasa Jepang | kokekokkoo (コケコッコー) | |
2. | Inu (いぬ) = anjing | |
Bahasa Indonesia | guk guk | |
Bahasa Jepang | wan wan (ワンワン) | |
3. | Neko (ねこ) = kucing | |
Bahasa Indonesia | meong | |
Bahasa Jepang | nyaa-nyaa (ニャーニャー) | |
4. | Yagi (ヤギ) = kambing | |
Bahasa Indonesia | mbeek | |
Bahasa Jepang | mee mee (メエメエ) | |
5. | Ahiru (あひる) = bebek | |
Bahasa Indonesia | kwek kwek | |
Bahasa Jepang | gaa gaa (ガーガー) |
Konsep Onomatope Bahasa Jepang
Guru kami menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan bahwa suara binatang adalah contoh onomatope dalam bahasa Jepang.
Onomatope adalah kata-kata dari suara benda, binatang, atau tindakan tertentu.
Onomatope dibagi menjadi beberapa kategori dalam Bahasa Jepang:
1. | Giseigo (擬声語) | Meniru suara alam atau suara buatan |
Contoh | Suara orang menelan minuman dengan cepat | |
Bahasa Indonesia | Gelekguk | |
Bahasa Jepang | goku-goku (ゴクゴク) | |
2. | Gitaigo (擬態語) | Meniru suara suatu kondisi atau keadaan |
Contoh | Suara jantung berdebar kencang (kondisi gugup atau bersemangat) | |
Bahasa Indonesia | Degdegan | |
Bahasa Jepang | doki-doki (ドキドキ) | |
3. | Giongo (擬音語) | Meniru suara nyata, fisik, atau mekanis yang dihasilkan oleh suatu objek |
Contoh | Suara bel | |
Bahasa Indonesia | Kring-kring | |
Bahasa Jepang | chirin-chirin (チリンチリン) | |
4. | Gijougo (擬情語) | Meniru ekspresi atau perasaan emosional |
Contoh | Kondisi sakit kepala atau pusing | |
Bahasa Indonesia | Nyut-nyutan | |
Bahasa Jepang | kura-kura (クラクラ) |
Perspektif Baru
Pengalaman ini lebih dari sekadar kegiatan kelas yang menyenangkan, melainkan juga pelajaran dalam pemahaman budaya dan keragaman bahasa.
Saya belajar bahwa meskipun ideofon Indonesia lebih imajinatif dan kurang formal, onomatope Jepang sangat bervariasi dan terkategori.
Pengetahuan ini menambah dimensi baru pada pemahaman saya tentang bahasa Jepang, di luar tata bahasa dan kanji.
Pengalaman kelas ini mengajarkan saya bahwa belajar bahasa bukan hanya tentang menghafal kosa kata dan aturan tata bahasa.
Ini juga tentang memahami konteks budaya dan cara unik masyarakat dalam mengekspresikan diri.
Jadi, lain kali kamu mendengar suara binatang, ingatlah bahwa itu mungkin terdengar sangat berbeda dalam bahasa lain.
Hal itulah yang membuat belajar bahasa begitu menarik.
Baca juga: Nama Lain Bulan Juni dalam Bahasa Jepang, Kenapa Disebut Bulan Tanpa Air padahal Musim Hujan?
Ulasan ini berdasarkan pengalaman OBULL, seorang pekerja kantoran Indonesia yang tinggal di Tokyo. Ia adalah penggemar seni yang punya kata-kata favorit "creativity is intelligence having fun".
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2024)