5 Kegiatan Orang Jepang Saat Musim Panas, dari Tradisi hingga Kuliner

Sebuah kuil portabel atau mikoshi dibawa melewati ribuan lentera yang dipajang pada hari kedua Mitama Matsuri. Festival “obon” musim panas selama empat hari ini merupakan salah satu yang terbesar di ibu kota, berlangsung di Kuil Yasukuni, Tokyo, pada 14 Juli 2024. AFP/PHILIP FONG

Jepang memiliki empat musim yang berlangsung sekitar tiga bulan masing-masing.

Musim semi terjadi Maret hingga Mei, musim panas Juni hingga Agustus, musim gugur September hingga November, dan musim dingin Desember hingga Februari.

Bulan Juni menandai awal musim panas, meski masih berbarengan dengan musim hujan atau tsuyu yang membuat udara lembap dan sering turun hujan.

Sementara itu, Agustus sepenuhnya berada dalam musim panas dengan cuaca yang panas, lembap, serta penuh dengan festival dan kegiatan ke pantai.

Selain itu, kondisi iklim Jepang juga beragam karena letaknya membentang cukup luas.

Hokkaido di utara beriklim kontinental lembap, sebagian besar wilayah Honshu, Shikoku, dan Kyushu beriklim subtropis lembap.

Sementara, wilayah selatan seperti Kepulauan Yaeyama memiliki iklim hutan hujan tropis.

Di tengah keragaman iklim tersebut, masyarakat Jepang punya kebiasaan unik untuk menghadapi musim panas.

Ada tradisi sederhana yang diwariskan turun-temurun hingga perayaan besar yang meriah.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!