Kekhawatiran masyarakat Jepang terhadap inflasi terus meningkat.
Survei terbaru Bank of Japan (BOJ) yang dirilis pada Jumat (17/1/2025) menunjukkan bahwa 85,7 persen responden memperkirakan kenaikan harga dalam satu tahun ke depan, sedangkan 31,1 persen memprediksi lonjakan signifikan.
Selain itu, ekspektasi inflasi untuk lima tahun mendatang tetap tinggi seperti melansir Xinhua pada Jumat (17/1/2025).
Sebanyak 82 persen responden memperkirakan kenaikan harga akan berlanjut, dengan 45,8 persen di antaranya memprediksi kenaikan signifikan.
Data ini mengindikasikan bahwa ketidakpastian ekonomi masih menjadi perhatian utama.
Baca juga:
- Inflasi Jepang Tekan Konsumsi Masyarakat, Pengeluaran Rumah Tangga Turun Lagi
- Biaya Hidup di Jepang Turun, Rata-rata Rp 32 Juta-an per Bulan buat Rumah Tangga Isi 2 Orang
Tekanan Keuangan dan Tantangan Upah di Tengah Inflasi
Tekanan keuangan akibat inflasi juga tercermin dari survei tersebut.
Sebanyak 57,1 persen responden mengaku mengalami penurunan kemudahan keuangan, meningkat lebih dari 4 poin dibandingkan survei sebelumnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok, termasuk makanan, menjadi salah satu faktor utama yang menambah beban rumah tangga.
Di tengah kondisi ini, penurunan upah riil semakin menambah tantangan ekonomi.
Perhatian masyarakat saat ini terpusat pada hasil negosiasi tenaga kerja.
Hal itu diharapkan dapat menghasilkan kenaikan upah yang mampu mengimbangi laju inflasi.
Langkah ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat Jepang.