Jepang ingin energi terbarukan menjadi sumber daya utamanya pada 2040 dalam upaya menjadi netral karbon pada pertengahan abad ini, menurut rencana pemerintah pada Selasa (17/12/2024).
Pemerintah menetapkan target untuk menjadi netral karbon pada 2050 dan memangkas emisi sebesar 46 persen pada 2030 dari level pada 2013.
Berdasarkan rencana baru tersebut, energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin diharapkan dapat menyumbang 40 hingga 50 persen dari pembangkitan listrik pada tahun 2040.
Itu menandai lonjakan dari level tahun lalu sebesar 23 persen dan target sebelumnya untuk tahun 2030 sebesar 38 persen.
Tiga belas tahun setelah bencana Fukushima 2011, Tokyo juga menegaskan kembali bahwa mereka melihat peran utama tenaga nuklir dalam membantu Jepang memenuhi permintaan energi yang terus meningkat dari pabrik kecerdasan buatan dan mikrocip.
Ekonomi terbesar keempat di dunia ini memiliki bauran energi paling kotor di G7, kata para pegiat, dengan bahan bakar fosil menyumbang hampir 70 persen dari pembangkitan listriknya tahun lalu.
Para ahli pemerintah sedang meninjau proposal yang dirilis oleh Badan Sumber Daya Alam dan Energi selanjutnya akan disampaikan kepada kabinet untuk disetujui.
Jepang bermaksud menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu sumber energi untuk memastikan baik pasokan energi yang stabil dan dekarbonisasi.
Kekhawatiran geopolitik yang memengaruhi jalur energi, dari perang Ukraina hingga kerusuhan Timur Tengah, juga menjadi alasan di balik peralihan ke energi terbarukan dan nuklir.
Baca juga:
- Jumlah Perusahaan Bangkrut di Jepang Naik, Efek Kondisi Ekonomi dan Tekanan Bisnis
- Jepang Akan Kumpulkan Dana demi Perkuat Produksi Chip