Mencicipi Kaiseki-ryori di Kyoto, Hidangan Tradisional nan Elegan dengan Tampilan Cantik

Kaiseki-ryori, hidangan tradisional khas Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH) KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH

Makanan Jepang yang saya tahu sebatas sushi, sashimi, ramen, takoyaki, dan okonomiyaki. Hanya sashimi dan okonomiyaki yang pernah saya santap langsung di Jepang.

Lantas, saya baru tahu tentang kyo-kaiseki-ryori ketika berkunjung ke Kyoto.

Menurut BBC, kaiseki-ryori bermula dari makanan yang disajikan untuk keluarga kekaisaran.

Menambahkan dari Kyoto City Official Travel Guide, kaiseki-ryori menggunakan bahan segar musiman dan dimasak dengan cara yang meningkatkan rasa asli bahan-bahannya.

Baca juga: Itinerary Wisata Seharian di Kyoto, Bujet Mulai dari Rp 1 Juta

Terdapat sejumlah restoran yang menyajikan kaiseki-ryori di Kyoto salah satunya di dalam penginapan bernama Kaden yang saya kunjungi.

Saya tiba di restoran sekitar pukul 18.00 waktu setempat, langit sudah cukup gelap. Memang waktunya makan malam.

Pintu masuk ke restoran melewati jalan setapak di kiri suatu bangunan tradisional. Mungkin bangunan itu lobi menuju ke penginapan.

Saya melewati taman khas Jepang yang indah dan sebuah jembatan kayu kecil.

Suasana sangat hening, sampai hanya gemericik air mancur kecil yang terdengar.

Memasuki ruangan makan tradisional, kami duduk di atas kursi dengan meja panjang.

Beberapa pelayan yang memakai pakaian tradisional Jepang masuk sembari membawa makanan satu per satu mulai dari pembuka, utama, sampai penutup.

Setiap makanan dihidangkan dalam porsi kecil.

Ketika makanan sudah tiba semua, meja sampai penuh. Ada sekitar 10 hidangan yang sebagian besar belum pernah saya lihat dan makan.

Pandangan saya tak bisa terlepas dari peralatan makan indah yang dipakai untuk menyajikan hidangan.

Ada beberapa makanan yang dihiasi dengan bunga atau tangkai pohon, semuanya dikemas menjadi menarik.

Selain memanjakan lidah, kaiseki-ryori pun memuaskan pandangan mata.

Satu hidangan yang saya ingat betul.

Dua potong kecil daging wagyu, jamur shiitake, dan irisan sayur dibungkus dengan daun berwarna coklat; diletakkan di dalam wadah tahan panas. Wadah itu ditaruh di atas kompor kecil.

Cara menikmatinya; buka daun lalu masak sampai semua sisi daging matang. Ratakan bumbu berwarna coklat.

Saya lebih suka daging dengan warna masih agak merah atau medium-rare. Begitu saya gigit, daging wagyu terasa begitu empuk.

Bumbu berwarna coklat di atas wagyu rasanya cenderung manis gurih. Rasa dominan wagyu ini tetap gurih, khas daging sapi. Tidak ada rasa yang berlebihan.

Di atas meja ada pula nasi di dalam wadah stainless steel dengan tutup kayu.

Bukan nasi biasa, melainkan dicampur dengan seperti ikan teri. Nasi harus dimasak beberapa saat, lalu diaduk rata. Ambil menggunakan centong nasi, letakkan di dalam mangkuk kecil.

Tekstur nasi cenderung padat tetapi bukan keras dengan rasa sedikit gurih. Rasa alami nasi tetap terasa. Adanya ikan teri memperkaya tekstur nasi.

Satu lagi hidangan yang membekas di memori. Sashimi berisi irisan ikan tuna, ikan daging putih, dan udang berwarna oranye.

Ditata sedemikian rupa, warnanya saling melengkapi, plus garnish yang mempercantik tampilan sashimi ini.

Rasa segar ikan dan udang langsung menyeruak di dalam mulut ketika saya mengunyahnya.

Sama sekali tidak ada rasa atau aroma amis. Benar-benar terasa segar.

Terdapat sejumlah hidangan lain berbahan dasar sayuran yang saya tidak tahu namanya.

Rata-rata rasanya hambar, memang masakannya bertujuan menonjolkan rasa asli sayur tersebut.

Baca juga: Daya Tarik Wilayah Kinki yang Meliputi Kyoto dan Osaka, Pusat Sejarah dan Budaya Jepang

Saya juga menyantap makanan penutup. Terlihat seperti ketan putih dengan kuah sangat kental dan rasanya cukup manis. Sepertinya ada beberapa biji kacang merah juga di dalamnya.

Disajikan pula sebiji stroberi dan sepotong melon hijau yang menyempurnakan seluruh hidangan tradisional nan mewah itu.

Sebenarnya, saya mendapatkan nama menu lengkap dari hidangan tersebut tetapi ditulis dalam huruf kanji, saya tidak bisa membacanya.

Hanya mengandalkan Google Translate tetapi artinya seperti kurang tepat.

Saya berharap dapat menyantap kaiseki-ryori lagi di Jepang dan lebih memperhatikan bahan serta nama hidangannya.

Baca juga: 5 Kuliner Musim Panas Jepang yang Bisa Kamu Nikmati di Bulan Juni

Alamat Higashinotoin Higashi-iru, Rokkaku street, Nakagyo-ku, Kyoto, 604-8133, Jepang Harga makanan 8.000-10.000 yen per orang (Rp 825.000-1,1 juta-an) Jam operasional Kamis-Selasa 11.30-14.30 dan 17.00-21.30 (Rabu libur) Akses 8 menit naik taksi dari Stasiun JR Kyoto
5 menit jalan kaki dari Stasiun Metro Shijo/Karasumaru Oike exit 5
5 menit jalan kaki dari Stasiun Hankyu Karasumaru
15 menit jalan kaki (8 menit naik mobil) dari Stasiun Keihan Sanjyo Pakir 5 mobil (harus reservasi) Situs https://kyotokaden.jp/en/ 

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!