Saat salju mulai mencair dan musim semi tiba di Jepang, alam kembali hidup dengan beragam tanaman liar yang bisa dimakan salah satunya sansai (山菜).
Sayuran gunung ini telah menjadi bagian dari kuliner Jepang selama berabad-abad.
Sayur ini disukai karena cita rasanya unik, manfaat nutrisinya, serta makna budayanya yang mendalam.
Apa Itu Sansai?
Sansai adalah berbagai jenis tanaman liar yang dipanen dari pegunungan, ladang, dan hutan saat musim semi.
Sansai memiliki rasa sedikit pahit, aroma tanah yang khas, dan sensasi menyegarkan.
Hal itu menandakan peralihan dari musim dingin ke musim semi yang lebih hangat.
Banyak dari sayuran ini telah dikonsumsi turun-temurun dan tetap populer dalam masakan tradisional maupun modern Jepang.
Baca juga:
- Ehomaki, Tradisi Jepang Makan Sushi Gulung Saat Memasuki Musim Semi
- Pesona Musim Semi di Prefektur Aichi, Destinasi Terbaik untuk Menikmati Sakura
- 6 Makanan Khas Musim Semi di Jepang
Jenis Sansai
Beberapa sansai yang paling dikenal antara lain:
- Fuki (Butterbur, 蕗) – Sayuran berdaun dengan rasa pahit ringan, bagian yang bisa dimakan adalah batangnya. Biasanya dimasak dengan miso atau direbus dalam hidangan berkuah.
- Fukinotou (Butterbur Sprout, ふきのとう) – Kuncup bunga dari fuki yang memiliki rasa pahit kuat dan aroma khas. Sering diolah sebagai tempura atau dimasak dengan miso. Berbeda dari fuki, fukinotou dipanen lebih awal di musim semi, sebelum daunnya tumbuh sempurna.
- Taranome (Tunas Pohon Angelica Jepang, タラノメ) – Memiliki rasa sedikit seperti kacang dan paling sering dinikmati dalam bentuk tempura.
- Kogomi (Paku-pakuan Muda, こごみ) – Sayuran yang dikenal dengan bentuknya yang melingkar dan rasa manis ringan. Biasanya disantap setelah direbus sebentar atau dicampurkan dalam salad.
- Warabi (Pakis Bracken, 蕨) – Pakis muda yang lembut, sering dimasak dalam sup, tumisan, atau dijadikan acar.
- Yomogi (Mugwort Jepang, よもぎ) – Tanaman beraroma yang sering digunakan dalam makanan manis seperti yomogi mochi, serta teh herbal.
- Udo (Japanese Spikenard, ウド) – Sayuran renyah dan harum yang bisa dimakan mentah dalam salad atau direbus ringan.
Cara Menikmati Sansai di Jepang
Sansai diolah dengan berbagai cara untuk menonjolkan cita rasanya dan mengurangi rasa pahit yang berlebihan. Beberapa cara populer mengolah sansai antara lain:
- Tempura – Digoreng renyah agar teksturnya lebih menarik tanpa menghilangkan rasa aslinya.
- Ohitashi – Direbus sebentar lalu disajikan dengan kecap dan taburan katsuobushi (serutan ikan bonito).
- Sup Miso – Sansai sering dimasukkan ke dalam sup miso untuk memberikan cita rasa khas musim semi.
- Tsukemono (Acar) – Diawetkan dalam garam atau cuka agar lebih tahan lama dengan cita rasa asam yang menyegarkan.
- Soba & Udon – Di Jepang, sansai sering disantap bersama mi soba atau udon, menciptakan kombinasi rasa yang khas.
Baca juga:
- Tempura Bukan Makanan Asli Jepang, Ini Sejarah Panjangnya
- Resep Sup Miso Tofu Sederhana, Cocok buat Sarapan
- Mengenal Udon, Mie Tebal Khas Jepang yang Beda dengan Ramen
Fakta Menarik Sansai
- Harta Karun Para Pencari Makan – Hingga kini, banyak masyarakat pedesaan Jepang yang masih berburu sansai di alam liar, meneruskan tradisi turun-temurun.
- Bahan Premium Musiman – Beberapa restoran mewah seperti ryotei dan kaiseki menghidangkan sansai sebagai bahan musiman eksklusif.
- Manfaat Kesehatan – Kaya akan vitamin, mineral, dan serat, sansai dipercaya baik untuk pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Rasa Pahit Menyegarkan – Rasa pahit sansai diyakini membantu membersihkan tubuh dan meningkatkan metabolisme setelah konsumsi makanan berat di musim dingin.
- Simbol Budaya – Sansai melambangkan pembaruan, kesabaran, dan harmoni dengan alam, sejalan dengan filosofi Jepang yang menghargai siklus musim.
Sansai bukan sekadar makanan melanikan juga cerminan dari hubungan mendalam Jepang dengan alam dan keindahan musimannya.