OhayoJepang - Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan etos kerjanya yang baik. Etos kerja ini bahkan ditiru oleh beberapa negara. Sebagai seorang karyawan yang bekerja di perusahaan Jepang, penulis dari Karaksa Media ingin membagikan beberapa etos kerja yang bisa dijadikan referensi untuk Anda yang tertarik bekerja di negara ini.
Lamanya Waktu yang Dipakai untuk Perencanaan
Pada perusahaan Jepang biasanya periode dari diputuskannya suatu proyek sampai dengan dilaksanakannya proyek tersebut akan memakan waktu yang lama. Salah satu alasan lamanya periode ini adalah karena mereka selalu memikirkan segala kemungkinan-kemungkinan dan risiko yang bisa terjadi di setiap tahap pelaksanaan proyek tersebut. Oleh karena itu, terkadang orang asing sulit menerima kondisi ini karena pemikiran akan risiko tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Pembuatan Jadwal Kerja yang Tertata dengan Timeline
Meskipun waktu yang digunakan untuk merencanakan suatu proyek itu bisa disebut panjang, tetapi orang Jepang selalu membuat timeline (jadwal kerja) yang jelas. Tentu dengan tujuan agar proyek selesai tepat pada waktunya tanpa ada masalah.
Timeline kerja ini biasanya dijadikan sebagai tolak ukur seberapa efektif pekerjaan yang dilakukan, juga seberapa keras usaha yang harus dilakukan agar proyek selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Penyelesaian Masalah Pekerjaan
Bila terjadi masalah dalam suatu pekerjaan, perusahaan cenderung fokus terhadap pencarian hal yang menjadi masalah bukan terhadap siapa yang melakukan kesalahan. Dari hal ini mereka akan membuat pencegahan-pencegahan agar kemudian hari tidak terjadi kesalahan yang sama.
Tuntutan untuk menjadi generalis dibandingkan spesialis
Perusahaan Jepang mengharapkan setiap karyawannya dapat mengerjakan berbagai pekerjaan, sehingga tidak akan ada karyawan yang ditempatkan di dalam divisi yang sama secara terus-menerus. Hal ini dilakukan agar karyawan memiliki pengetahuan mendalam mengenai perusahaan melalui pekerjaan yang dilakukan oleh semua bidang yang ada di perusahaan tersebut.
Hal tersebut tidak berlaku jika karyawan tersebut berada di divisi pengembangan bisnis yang selalu mengerjakan pekerjaan berbeda di setiap proyeknya.
Budaya kerja yang disebutkan di atas bisa saja berubah sesuai dengan budaya perusahaan masing-masing. Namun, sebagian besar perusahaan menjalankan budaya di atas sebagai budaya standar kerja di Jepang.
Provided by Karaksa Media Partner (15 Mei 2019)